jpnn.com, BALI - PT Metropolitan Land Tbk (Metland) mulai mengoperasikan Venya Villa Ubud tahap pertama sebanyak 19 unit setelah sebelumnya terhenti akibat pandemi Covid-19 pada 2020 yang lalu.
Venya Villa Ubud adalah bagian dari kawasan resort Metland Venya Ubud. Sebelumnya properti ini bernama Royal Venya Ubud.
BACA JUGA: Hilton Bali Resort Tampil dengan Konsep Baru, Lebih Cantik & Unik
Penggunaan nama Metland Venya Ubud, seiring dengan rencana Metland melakukan konsolidasi unit hotel milik Metland dibawah payung Metland Hotel Group.
Ke depan untuk penamaan untuk pengembangan hotel-hotel baru akan menggunakan nama Metland yang konfigurasinya akan disesuaikan dengan kelas hotelnya.
BACA JUGA: Resort Ini Tawarkan Pemandangan Memukau, Cocok untuk Bulan Madu
“Untuk memperkuat identitas dan brand Metland di masyarakat. Selain itu juga merupakan bagian dari strategi untuk memperluas jaringan hotel kami,” jelas Direktur PT Metropolitan Land Tbk Wahyu Sulistio saat kunjungan wartawan ke Metland Venya Ubud, Bali (28/9).
Metland Venya Ubud merupakan komplek Suites dan Villa yang berada di lembah sungai Wos Desa Kelabang Moding, dimana tamu dapat menikmati keindahan dan keheningan alam Ubud, Bali.
BACA JUGA: Mengenal Taaktana Resort & Spa, Sanggraloka di Labuan Bajo, Berkelas Dunia
Pada tahap pertama telah dioperasikan sejumlah 21 suites. Metland Venya Ubud dilengkapi dengan berbagai fasilitas premium seperti Jinengku Pool and Bar, wedding chapel, co-working space, Baas Restaurant and Lounge, Venya Spa, reflecting pond temple, funicular dan pemandangan alam yang memukau.
“Bali masih menjadi destinasi primadona wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Hal ini mendorong Metland untuk melanjutkan pembangunan suites dan villa mewah yang memiliki pemandangan alam yang indah dan dikelilingi pepohonan sehingga memberikan rasa tentram dan sejuk,” ucap Wahyu.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang datang langsung ke Bali periode Januari - Juli 2024 mencapai 3.553.947 sedangkan pada 2023 periode Januari - JuIi 2023 berjumlah 2.896.526, artinya meningkat sekitar 22,7 persen dibandingkan tahun lalu.
Selain itu, catatan dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Bali menunjukkan bahwa investasi asing di Bali juga mengalami pertumbuhan yang signifikan, dengan Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp 2,66 triliun pada kuartal I 2023.
Dengan tingginya kunjungan wisatawan internasional dan aliran investasi yang terus tumbuh, prospek sektor pariwisata dan bisnis penginapan mewah di Bali makin cerah, membuka peluang baru bagi pengembangan ekonomi di pulau tersebut.
Venya Villa Ubud menyasar market asing untuk berinvestasi dengan proyeksi investasi Return of Investment (ROI) sebesar 8-12 persen pertahun dengan jaminan 8 persen di tahun pertama dan kedua.
Pengembalian investasi terus berlanjut selama operasional hotel berjalan, setelah selesai masa garansi 2 tahun pertama, diproyeksikan hasil sewa dari per tahunnya akan tetap stabil dan diharapkan naik di tahun-tahun selanjutnya seiring laju inflasi dan pengaruh demand-supply di pasar penginapan mewah di Bali khususnya Ubud.
Sebagai produk investasi, Venya Villa Ubud dengan kepemilikan long leased 25 tahun dan dioperasikan penuh oleh Metland Venya Ubud. Pada tahap kedua akan dibangun sebanyak 18 unit dan sisanya pada tahap tiga sehingga total 54 unit villa.
Venya Villa Ubud memiliki 5 tipe yang semuanya dilengkapi dengan private pool. Dalam pengoperasian Venya Villa, tamu yang menginap di unit villa dapat menikamati seluruh fasilitas yang ada di Metland Venya Ubud.
“Venya Villa Ubud merupakan pilihan tepat bagi investor karena Metland memiliki pengalaman selama 30 tahun di bidang properti. Kami optimis Metland Venya Ubud akan menjadi ikon baru di wilayah Ubud dan dapat menjadi pilihan tempat menginap bagi wisatawan mancanegara dan domestik,” ucap Direktur PT Metropolitan Land Tbk Nitik Hening.
Metland Venya Ubud menambah portofolio Metland dalam proyek komersial khususnya hotel dan juga portofolio Metland untuk produk dengan segmen kelas menengah atas dan atas.(ray/jpnn)
Redaktur & Reporter : Budianto Hutahaean