Verifikasi Klub Kontenstan ISL Jangan Hanya Janji

Jumat, 19 Desember 2014 – 07:53 WIB
Indonesia Super League. Foto: Istimewa

jpnn.com - JAKARTA - Indonesia Super League (ISL) sudah bergulir selama enam edisi sejak 2008 silam. Selama itu, mimpi buruk persoalan finansial klub-klub kontestannya tidak pernah hilang. Mimpi buruk itu tidak mungkin bakal terus berlanjut. Bahkan dalam ISL 2015 yang sudah digulirkan 1 Februari mendatang.

PT Liga Indonesia (PT LI) sebagai operator yang menaungi kompetisi profesional seperti di ISL dan Divisi Utama pun lagi-lagi menjanjikan pengetatan berupa verifikasi dari sisi finansial. Aksi itu sudah sering dilakukan setiap kali ISL berganti musim. Nyatanya, persoalan finansial tetap saja terjadi.

BACA JUGA: PSG Melenggang, Lyon Tumbang

Untuk mencoba memutus mata rantai itu dalam ISL 2015 nanti, klub-klub harus memulai untuk menyusun proyeksi anggarannya. Sebab, menurut rencana, pada Selasa pekan depan (23/12), PT LI akan memanggil perwakilan 20 klub kontestan ISL ke Jakarta untuk membeberkan proyeksi finansialnya. Seperti yang sudah-sudah, ancaman tidak diikut sertakan berkompetisi pun kembali disuarakan.

"Kami lihat sejauh mana ketidak saiapan mereka, apakah masuk akal atau tidak. Kalau pada saat kami undang mereka tidak bisa membeberkan apapun, ya konsekuensi terberat ya mereka tidak boleh ikut kompetisi ISL 2015," ujar Sekretaris PT LI, Tigorshalom Boboy, kepada Jawa Pos (induk JPNN.com) di kantor PT LI, Kuningan, Jakarta, kemarin 18/12).

BACA JUGA: Djanur Pastikan Persib Batal ke Italia

Tigor menuturkan, dalam pemanggilan itu, nantinya PT LI bakal menanyakan bagaimana klub-klub menyusun proyeksi pendapatan dan pengeluarannya. Untuk proyeksi pendapatan, itu lebih ke pendapatan yang sudah pasti bakal dikantongi klub-klub. Sedangkan pengeluaran lebih pada perkiraan pengeluarannya.

Dari situlah bisa dilihat sejauh mana dua pos anggaran tersebut bisa diseimbangkan manajemen klub yang bersangkutan. Sehingga, kalau mereka tetap menyatakan keikut sertaannya dalam ISL nanti tidak sampai menganggu jadwal kompetisi yang sudah ditentukan oleh PT LI.

BACA JUGA: Tak Punya SIM, Marco Reus Didenda Rp 8,37 Miliar

"Setidaknya kami ada gambaran, jangan sampai setelah jadwal kami tentukan, mereka sudah rontok sebelum kompetisi. Kalau sekarang tidak kuat, ya lebih baik menyerah saja," tuturnya.

Pengampunan memang masih ada. Tapi, itu hanya untuk klub-klub yang masih bisa masuk akal proyeksi pengeluaran dan pemasukannya.

"Sepanjang itu masuk akal, ya mereka masih ikut di ISL nanti. Tentu ada beberapa syarat yang harus mereka tempuh sembari melengkapi proyeksi keuangannya," lanjutnya.

Syarat tersebut ada tiga. Itu seperti yang diungkapkan CEO PT LI Joko Driyono beberapa waktu lalu. Yang paling mendasar tetap tidak dibolehkan ikut kompetisi. Sedikit ringan, boleh bermain asalkan tunggakannya tidak melebihi limit proyeksi revenue dari kompetisi.

"Paling parah, ya kami batasi jumlah pemainnya, hanya 18," sebut Joko.

Sementara itu, CEO Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) Valentino Simanjuntak meminta PT LI tidak lagi memberikan kelonggaran bagi klub-klub yang tidak siap sisi finansial. Baginya, pengalaman para pemain yang sampai dua atau tiga musim belum terbayarkan gajinya tidak boleh terulang kembali. Itulah makanya yang membuat APPI tidak berhenti untuk menerbitkan rilis tunggakan gaji klub ISL.

"Termasuk yang tahun-tahun lalu, sudah siap kami luncurkan. Di luar kemarin ada pihak-pihak yang menolak klaim tunggakan gaji yang kami terbitkan, semua kami maksudkan untuk jadi semacam reminder bagi klub ISL dan juga PT LI supaya jangan ada klub yang memaksakan diri ikut kompetisi dengan modal pas-pasan," tegasnya.(ren)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Paus Doakan Santo Juara


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler