TANGSEL - Perbedaan data penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM), membuat Pemkot Tangsel, Banten melakukan verifikasi ulang. Perbedaan data antara yang dimiliki Kantor Pos dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Tangsel. Kantor Pos Ciputat, Kota Tangsel mencatat penerima BLSM 16.677 Kepala Keluarga (KK).
Namun catatan Bappeda berjumlah 16.667 KK atau ada selisih 10 KK. Atas ini dilakukan pendataan ulang untuk memastikan jumlah valid agar BLSM tepat sasaran. Kepala Kantor Pos Ciputat, Asep Supriadi mengatakan soal perbedaan data bisa dimungkinkan terjadi mengingat Kota Tangsel berbatasan langsung dengan Jakarta. Kemungkina, selisih itu karena 10 KK itu merupakan warga Jakarta yang tercatat masuk sebagai penerima BLSM di Kota Tangsel.
”Karena itu saat ini kami sedang menghitung lagi jumlah pastinya,” katanya ditemui usai rapat pimpinan persiapan ramadan dan dampak kenaikan BBM, di Kecamatan Serpong seperti yang dilansir INDOPOS (JPNN Group), Jumat (28/6).
Meski ada perbedaan data, Asep memastikan hal itu tidak akan menggangu penyaluran BLSM yang rencananya dibagikan 1 Juli mendatang.
Sementara itu, Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany meminta agar perbedaan data ini dikroscek ulang agar tidak menggangu proses pembagian BLSM. Di sisa waktu menjelang 1 Juli, diharapkan masalah ini sudah selesai. Ditanya mengenai kekhawatiran adanya warga yang mampu namun mendapat BLSM" Airin mengatakan persoalan itu diserahkan kepada pemerintah pusat.
”Soal penerima yang ternyata mampu kami serahkan ke pemerintah pusat. Kami hanya memfasilitasi,” ujarnya. Sebelumnya, Kasi Bantu Sosial Dinsosnakertrans, Kota Tangsel Salbini mengatakan penerima BLSM di Kota Tangsel didata berdasar warga penerima beras miskin (raskin). (fin)
Namun catatan Bappeda berjumlah 16.667 KK atau ada selisih 10 KK. Atas ini dilakukan pendataan ulang untuk memastikan jumlah valid agar BLSM tepat sasaran. Kepala Kantor Pos Ciputat, Asep Supriadi mengatakan soal perbedaan data bisa dimungkinkan terjadi mengingat Kota Tangsel berbatasan langsung dengan Jakarta. Kemungkina, selisih itu karena 10 KK itu merupakan warga Jakarta yang tercatat masuk sebagai penerima BLSM di Kota Tangsel.
”Karena itu saat ini kami sedang menghitung lagi jumlah pastinya,” katanya ditemui usai rapat pimpinan persiapan ramadan dan dampak kenaikan BBM, di Kecamatan Serpong seperti yang dilansir INDOPOS (JPNN Group), Jumat (28/6).
Meski ada perbedaan data, Asep memastikan hal itu tidak akan menggangu penyaluran BLSM yang rencananya dibagikan 1 Juli mendatang.
Sementara itu, Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany meminta agar perbedaan data ini dikroscek ulang agar tidak menggangu proses pembagian BLSM. Di sisa waktu menjelang 1 Juli, diharapkan masalah ini sudah selesai. Ditanya mengenai kekhawatiran adanya warga yang mampu namun mendapat BLSM" Airin mengatakan persoalan itu diserahkan kepada pemerintah pusat.
”Soal penerima yang ternyata mampu kami serahkan ke pemerintah pusat. Kami hanya memfasilitasi,” ujarnya. Sebelumnya, Kasi Bantu Sosial Dinsosnakertrans, Kota Tangsel Salbini mengatakan penerima BLSM di Kota Tangsel didata berdasar warga penerima beras miskin (raskin). (fin)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Minim Kontribusi PAD, Lokasari Disorot Dewan
Redaktur : Tim Redaksi