jpnn.com, JAKARTA - KiosTix menyelenggarakan diskusi dengan topik “Build Business by Expanding Your Relations” di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Senin (25/11).
Vice President Sales dan Partnership KiosTix, Andhika Soetalaksana mengatakan ilmu dapat dipelajari, tetapi networking itu aset yang menentukan keberhasilan.
BACA JUGA: Dibuat untuk Ponsel Kelas Menengah, Samsung Exynos 980 Mendukung Jaringan 5G
“Carilah aspek-aspek paling positif dari diri kamu, dan itu terus dipegang dan diperbaiki, karena itu aset utamamu. Kemudian manfaatkan media yang ada, misalnya medsos, pertemanan di kampus, untuk membangun networking. Misalnya saya yang bekerja di KiosTix, membangun networking menjadi hal yang vital, terutama dengan para promotor dan event organizer,” kata Andhika yang menjadi salah satu narasumber pada diskusi di UNJ, kemarin.
Andhika mengajak para peserta agar mulai membangun networking sejak dini dan menggunakan semua channel dalam berkomunikasi.
BACA JUGA: Densus 88 Antiteror Musnahkan Bom Milik Jaringan Teroris di Hamparan Perak
“Jangan manfaatkan smartphone di tangan kita itu hanya untuk berchit-chat saja, untuk gibah, atau hanya untuk berselfie saja. Mari kita manfaatkan untuk membangun networking bisnis yang serius dan itu bisa dimulai sejak muda, sejak dari mahasiswa,” ujar Andhika Soetalaksana.
Sementara, Noer Adham Satria, Head of Customer Experience Excellence dari sebuah perusahaan berbasis teknologi, menggarisbawahi ada 3 kunci utama dalam keberhasilan komunikasi membangun networking, yakni santun, kredibel, dan profesional.
“Santun adalah budaya kita, kita selalu sopan dalam menjalin komunikasi dengan kolega dan client; kedua kredibel, kita harus jujur dengan produk kita, dan profesional, seperti contoh tepat waktu ketika bertemu dengan klien,” kata Noer Adham Satria.
Lebih lanjut, Noer Adham Satria menjelaskan, networking itu tidak sebatas kenal nama saja, tetapi ada orang lain yang merekomendasikan kita.
"Artinya ada value added (nilai tambah) yang positif dan menghasilkan baik dari sisi bisnis maupun finansial dalam komunikasi networking itu. Ketika merekomendasikan, harus ada barang yang dijual, ada trust, experience, dan bukti" katanya.
Passion vs Necessity
Manakah yang akan menentukan dalam keberhasilan dalam membangun bisnis, berbisnis berdasarkan passion (bakat, talenta, hoby, minat) atau berdasarkan necessity (kebutuhan, tuntutan)?.
Menurut kedua narasumber keduanya tidak perlu dibedakan. Karena sama-sama menawarkan peluang keberhasilan yang sama.
“Saya ketika remaja sudah suka musik dan bikin event, kemudian bergabung ke KiosTix yang banyak bergerak dalam layanan event management dan ticketing. Jadi lebih ke passion, untuk kemudian menjadi seorang profesional,” ujar Andhika Soetalaksana.
Acara Ruang Diskusi ini dipandu oleh moderator Sandhy Aditya, Dosen Fakultas Ekonomi UNJ. Dihadiri peserta yang berasal dari mahasiswa UNJ dan umum. Kegiatan ini merupakan gelaran Ruang Diskusi ke-6, setelah sebelumnya digelar di Universitas Indonesia, Universitas Prasetya Mulya, Univeritas Bina Nusantara, Universitas Multimedia Nusantara (UMN), dan Universitas UPN Veteran Jakarta.
“KiosTix menggelar roadshow Ruang Diskusi ini dari kampus ke kampus di Jakarta untuk berbagai pengetahuan dengan masyarakat dan komunitas kreatif terutama para mahasiswa, tidak hanya sebatas perkembangan industri digital dan trend dunia hiburan saat ini, namun juga berbagi pengalaman dan menginspirasi anak muda yang akan terjun di dunia entrepreneurship,” tutup Andhika Soetalaksana.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich