Video Itu Brimob Sedang Musnahkan Amunisi RPG

Sabtu, 30 September 2017 – 07:10 WIB
Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto. Foto: dokumen JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Polri terus berupaya mengklirkan polemik senjata RPG (Rocket Propelled Grenade).

Setelah menyebut RPG itu merupakan pengadaan sebelum reformasi, Polri kembali mengklarifikasi bahwa video yang beredar diambil saat Brimob memusnahkan amunisi RPG.

BACA JUGA: Video Brimob Berlatih Gunakan RPG Pengadaan ABRI

Kadivhumas Polri Irjen Setyo Wasisto menjelaskan, sebenarnya amunisi itu akan dimusnahkan oleh Brimob.

Pemusnahan karena RPG itu tidak sesuai dengan standar kepolisian. ”Rencana pemusnahan berubah karena ingin melatih Brimob muda,” jelasnya.

Maka, sembari dimusnahkan amunisi RPG ini sekalian digunakan untuk mengenalkan bahwa dulu Brimob juga menggunakan RPG.

”Jadi, pemusnahannya sekalian untuk belajar Brimob yang masih muda,” tuturnya.

Brimob itu satu per satu mencoba senjata RPG itu hingga amunisinya habis. Perlu dipertegas bahwa tidak tidak akan ada pengadaan amunisi RPG tersebut.

”Kan itu pengadaan sebelum reformasi, sekarang berbeda. kami hanya pesan sesuai standar Polri,” ujarnya.

Untuk senjata pelontarnya, Brimob berencana untuk memuseumkannya. Senjata itu akan dipajang agar Brimob mengetahui bahwa dulu memiliki senjata tersebut dan dipergunakan.

”Tentunya akan diceritakan bahwa senjata itu digunakan sebelum reformasi, saat masih bersama ABRI,” terangnya.

Dia meminta agar polemik senjata RPG itu tidak diperpanjang. Sebab, semuanya sudah klir bahwa senjata itu bukan pengadaan baru dan sekarang sudah dimusnahkan. ”Jadi, sudah soal senjata,” ujarnya.

Sementara Kepala Divisi Pembelaan Hak Asasi Manusia Arif Nur Fikri menerangkan bahwa polisi merupakan pelayan masyarakat yang tentunya Brimob yang ada di dalamnya juga harus mengikuti perubahan.

”Sekarang itu polisi harus humanis dan menjauhi penggunaan kekerasan,” terangnya.

Sebab, polisi bukan lagi militer. Namun, sipil seperti yang lainnya. Sayangnya, kultur militer sepertinya susah untuk dihilangkan. ”Masih ada yang ingin membudayakan milter di tubuh Polisi,” tuturnya.

Dia menerangkan , polisi merupakan sipil yang dipersenjatai. Sehingga, spesifikasi dari senjatanya jauh berbeda dengan militer. ”Sangat berbeda,” terangnya. (idr)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler