Seniman asal Yogyakarta, Andita Purnama mencoba mengartikulasikan apa yang ia pikirkan soal industri ternak dan makanan di Indonesia. Ia mengajak agar lebih banyak orang peduli soal lingkungan dan kesehatan.Tessalaar di kota pedalaman Silvan, sekitar 40 km dari pusat kota Melbourne. - See more at: http://australiaplus.com/indonesian/2015-09-28/menghabiskan-akhir-pekan-di-festival-tulip-tesselaar/1497506#sthash.RThRyMqd.dpuf
BACA JUGA: Mengagumkan, Ketekunan Peternak Emu di Pedalaman Australia
Andita Purnama, perempuan asal Yogyakarta mendapat kesempatan untuk menampilkan karyanya di SHOUT!
SHOUT! adalah pagelaran seni kontemporer yang menampilkan 16 seniman muda dan berbakat asal Indonesia di Melbourne.
BACA JUGA: Seorang Pria Ditembak Mati di NSW, Bukan Terorisme
Pagelaran ini sendiri merupakan bagian dari Mapping Melbourne, yang mencoba memperkenalkan budaya dan seni dari negara-negara di kawasan Asia kepada pencinta seni Australia.
Lewat karyanya yang berjudul Dark Voyage, ia mencoba mengartikulasikan apa pendapatnya soal industri makanan dan peternakan di Indonesia.
BACA JUGA: Pemerintah Victoria Bolehkan Pasangan Sesama Jenis Adopsi Anak
"Banyak hewan ternak, seperti sapi dan kambing yang memakan sampah plastik," jelasnya saat ditemui di Meat Market, Melbourne Utara. "Ini tidak masuk akal, karena mereka akan dimakan oleh kita."
"Sedangkan di Austrlaia, saya melihat sapi-sapi ini gembira berada di luar kandang yang luas."
Ia menampilkan beberapa potong kepala Petruk dengan leher yang terpasang pada tempat untuk menghidangkan makanan.
Tempat ini berbahan dari kaca transparan, dimana orang-orang dapat melihat isinya, yakni aneka makanan, termasuk daging.
"Ini memberikan pesan untuk menjaga lingkungan kita, sama-sama menjaga ciptaan Tuhan, seperti hewan dan tumbuhan," jelasnya lagi.
"Karena dengan menjaga lingkungan, bukankah kita juga mendapatkan makanan yang sehat?"
BACA ARTIKEL LAINNYA... Siswa SMA di Adelaide Renovasi Rumah Sebagai Bagian Dari Pelajaran