BOGOR - Video mesum di handphone (HP) para pelajar yang sering mengakses situs porno di warung internet harus segera dirazia. Selain menghindarkan para pelajar dari tidak konsentrasinya menghadapi UN, razia itu juga menimbulkan efek jera bagi siswa.
Dinas Pendidikan Kota Bogor, Jawa Barat menginstruksikan sekolah agar mewaspadai peredaran video porno di kalangan pelajar. Sebab, pascakasus pemerkosaan yang disebabkan siswa menonton video porno di Gowa Sulawesi Selatan, menyebabkan maraknya tindakan asusila yang terjadi di kalangan pelajar, terutama pelajar SMP dan SMA.
“Kami telah mengimbau agar seluruh sekolah rutin melakukan razia mencegah timbulnya kriminalitas,” kata Kadisdik, Fetty Qondarsyah.
Menurut dia, selain mencegah perilaku negatif di kalangan pelajar, tindakan itu sebagai bagian dari penerapan disiplin siswa. “Diharapkan mereka bisa mematuhi dan menjaga perilaku di luar sekolah,” ujarnya.
Disdik, kata dia, akan meningkatkan intensitas razia mencari gambar mesum di ponsel pelajar. Itu karena pihak sekolah dipercaya mengawasi anak-anak didiknya.
Menanggapi fenomena itu, Pemerhati anak, sosial, dan pendidikan, Jeanie Chamidi Ibrahim mengaku prihatin. Video porno di perangkat teknologi sangat merusak psikis anak. “Cepat atau lambat, sang anak kalau sudah melihat atau menonton blue film, psikologinya akan rusak,” katanya menjelaskan.
Jeanie mengharapkan peran Pemkot Bogor dan aparat hukum lebih rajin melakukan pengawasan. “Jelas hal ini harus segera diatasi, jangan tunggu sampai moral anak-anak tambah rusak,” harapnya.
Sementara itu, Pengamat pendidikan, Didin Saefuddin Buchori meminta pemerintah tegas. Peredaran video porno bakal merusak akhlak generasi muda. Sementara, sistem belajar di tanah air ini baru sebatas mentransfer ilmu.
Mantan Rektor Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) Bogor itu menegaskan, jika ini tak disikapi serius, budi pekerti siswa bakal tergerus. “Bukan hanya guru, orang tua juga berperan untuk mengawasi anak-anaknya,” pungkasnya.(ram/c)
Dinas Pendidikan Kota Bogor, Jawa Barat menginstruksikan sekolah agar mewaspadai peredaran video porno di kalangan pelajar. Sebab, pascakasus pemerkosaan yang disebabkan siswa menonton video porno di Gowa Sulawesi Selatan, menyebabkan maraknya tindakan asusila yang terjadi di kalangan pelajar, terutama pelajar SMP dan SMA.
“Kami telah mengimbau agar seluruh sekolah rutin melakukan razia mencegah timbulnya kriminalitas,” kata Kadisdik, Fetty Qondarsyah.
Menurut dia, selain mencegah perilaku negatif di kalangan pelajar, tindakan itu sebagai bagian dari penerapan disiplin siswa. “Diharapkan mereka bisa mematuhi dan menjaga perilaku di luar sekolah,” ujarnya.
Disdik, kata dia, akan meningkatkan intensitas razia mencari gambar mesum di ponsel pelajar. Itu karena pihak sekolah dipercaya mengawasi anak-anak didiknya.
Menanggapi fenomena itu, Pemerhati anak, sosial, dan pendidikan, Jeanie Chamidi Ibrahim mengaku prihatin. Video porno di perangkat teknologi sangat merusak psikis anak. “Cepat atau lambat, sang anak kalau sudah melihat atau menonton blue film, psikologinya akan rusak,” katanya menjelaskan.
Jeanie mengharapkan peran Pemkot Bogor dan aparat hukum lebih rajin melakukan pengawasan. “Jelas hal ini harus segera diatasi, jangan tunggu sampai moral anak-anak tambah rusak,” harapnya.
Sementara itu, Pengamat pendidikan, Didin Saefuddin Buchori meminta pemerintah tegas. Peredaran video porno bakal merusak akhlak generasi muda. Sementara, sistem belajar di tanah air ini baru sebatas mentransfer ilmu.
Mantan Rektor Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) Bogor itu menegaskan, jika ini tak disikapi serius, budi pekerti siswa bakal tergerus. “Bukan hanya guru, orang tua juga berperan untuk mengawasi anak-anaknya,” pungkasnya.(ram/c)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Meditasi Bisa Tingkatkan Nilai Ujian Siswa
Redaktur : Tim Redaksi