jpnn.com, JAKARTA - Momen Idulfitri menjadi saat berkumpul dengan sanak saudara. Tradisi berbagi uang kepada kerabat, famili, dan tetangga menjadi ritual yang belakangan wajib dilakukan.
Namun, tahun ini perjuangan masyarakat untuk mendapatkan 'uang baru' menjelang Lebaran sulit direalisasikan.
BACA JUGA: Bank DKI Siapkan 4.264 Layanan Penukaran Uang untuk Lebaran
Bank yang bertugas menjadi tempat penukaran uang memberikan pembatasan atau kuota per harinya.
Misalnya, BNI membatasi 30 kuota per harinya, kemudian Mandiri membatasi 100 kuota, dan BCA membatasi 30 orang per hari.
BACA JUGA: BI Sumsel Sediakan 145 Titik Penukaran Uang Lebaran, Cek di Sini Lokasinya
Hal itu membuat masyarakat harus berkompetisi untuk mendapatkan penukaran yang dinginkan.
Di Gerai BCA di Margonda, Depok, Jawa Barat, masyarakat sudah mengantre sekira pukul 02.00 WIB, sementara di BNI cabang Universitas Indonesia (UI) masyarakat sudah datang sekira pukul 03.30 WIB untuk mendapatkan kuota.
Kesulitan masyarakat untuk mendapatkan kuota ini, rupanya dimanfaatkan oleh para jasa penukaran uang atau yang disebut "inang-inang".
Penelusuran JPNN, inang-inang mematok biaya administrasi cukup fantastis, yakni 15 persen per transaksi.
Di kawasan Bintaro, Sektor II, Jakarta Selatan misalkan, inang-inang memberikan biaya penukaran Rp 300 ribu untuk uang pecahan Rp 20 ribu dengan nominal Rp 2 juta.
"Sekarang potonganya 15 persen, semua sudah rata, lapak-lapak 15 persen semua. Jadi, kalau tukar Rp 2 juta untuk pecahan Rp 20 ribu biayanya Rp 300 ribu," kata salah satu inang-inang yang tidak mau disebutkan namanya, Rabu (3/4).
Inang-inang itu mengaku, besaran tarif potongan ini bukan dirinya yang menentukan.
"Memang dari bosnya sudah segitu (potongan 15 persen)," katanya.
Terpisah, salah satu warga yang hendak menukarkan uang ke Inang-inang ini mengaku kaget. Karena, besarnya biaya potongan hingga 15 persen.
"Ya kemahalan lah. Jadi, saya mau tukar uang Rp 1.000.000 biaya potongan Rp 300 ribu. Kan mahal banget," keluh Ono.
Ono menuturkan para "inang-inang" ini telah memanfaatkan situasi akibat penukaran uang oleh bank-bank yang dibatasi hanya 30 kuota per hari.
"Potongan sampe Rp 300 ribu kan gede. Emangnya dikira gampang cari duit apa," kesal Ono.
Ono mengaku mencoba memilih menukarkan uang via Inang-inang ini karena dirinya sudah dua kali tidak mendapatkan kuota di bank.
"Saya datang dari jam 05.30 WIB saja kuota sudah ditutup. Katanya pada datang dari jam 03.00 WIB," tegasnya.
Ono berharap Lebaran tahun depan, bank-bank tidak memberikan kuota hanya 30 per hari untuk penukaran uang baru. Termasuk Inang-inang tidak memanfaatkan situasi di balik kesulitan masyarakat untuk menukarkan uang.(mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul