Virus Corona Memengaruhi Menurunnya Permintaan Kredit?

Selasa, 25 Februari 2020 – 04:24 WIB
Kartu kredit. Foto: dok jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar menilai maraknya penyebaran wabah virus Corona menjadi salah satu faktor yang memengaruhi menurunnya permintaan kredit.

"Ada pengaruh (Corona), ada pengaruhnya juga (menurunnya permintaan kredit-red)," ujar Royke di Jakarta, Senin (24/2).

BACA JUGA: IPEX Ditutup, BTN Lampaui Target Potensi Kredit Baru Rp4,56 Triliun

Royke membandingkan dengan tahun lalu, permintaan kredit saat ini lebih lamban.

Menurut Royke, pertumbuhan kredit saat ini lagi melambat dan permintaan akan kredit juga sedang tidak terlalu tinggi.

BACA JUGA: Virus Corona Membayangi Pertemuan Napoli Vs Barcelona

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) menyatakan peningkatan kerja sama internasional dibutuhkan untuk mengatasi tekanan ekonomi global yang saat ini mulai menunjukkan adanya perlemahan karena penyebaran virus corona.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan bahwa Indonesia mengajak negara-negara G20 untuk terus mempererat kerja sama internasional dan mengimplementasikan bauran kebijakan guna memperkuat pemulihan dan mendorong pertumbuhan ekonomi global.

BACA JUGA: Pertumbuhan Kredit pada 2020 Diprediksi Naik 12 Persen, Ini Faktornya

Hal tersebut merupakan salah satu pembahasan yang mengemuka dalam pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara-negara G20 yang dihadiri oleh Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada 22-23 Februari 2020 di Riyadh, Arab Saudi.

Dalam pertemuan itu, negara-negara G20 juga sepakat memperkuat pemantauan terhadap risiko global, khususnya yang berasal dari Covid-19, serta meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai potensi risiko tersebut dan sepakat untuk mengimplementasikan respon bauran kebijakan yang efektif, baik dari sisi moneter, fiskal, maupun struktural.

Bank Indonesia merevisi pertumbuhan ekonomi 2020 menjadi lebih rendah yaitu pada kisaran 5,0 persen-5,4 persen dari sebelumnya 5,1 persen-5,5 persen.(ANTARA/JPNN)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler