Sebuah riset terbaru terhadap penyintas kasus Ebola pria menunjukan virus mematikan tersebut masih dapat hidup didalam sperma mereka dan dan penyakit itu bisa ditularkan kepada pasangan seksual mereka berbulan-bulan setelah mereka sembuh total.
Laporan ini dipublikasikan di Journal Kesehatan Inggris ini mendapati dua pertiga dari pria yang diteliti masih memiliki virus Ebola didalam cairan spermanya setelah menjalani karantina selama enam bulan. Sementara seperempat dari mereka telah menjalani karantina selama 9 bulan.
BACA JUGA: Intelijen Australia Lebih Sering Akses Data Pengguna Internet Ketimbang Inggris
Riset ini meneliti 93 orang penyintas Ebola berusia diatas 18 tahun dari Freetown yang memberikan sampel sperma mereka untuk diteliti.
Para pria itu mendaftarkan diri mereka dalam riset ini setelah 2 -10 bulan mulai terjangkit Ebola.
BACA JUGA: Akibat Penipuan Online, Warga Australia Dirugikan Rp 7 Miliar Setahun Terakhir
Seluruh pria tersebut menjalani tes mereka di 3 bulan pertama setelah jatuh sakit dan dinyatakan positif terjangkit Ebola.
"Mengapa sebagian pasien pria peserta penelitian ini bisa bersih dari fragmen virus Ebola dari spermanya lebih awal dibandingkan yang lain masih belum jelas," kata para peneliti tentang hasil mereka.
BACA JUGA: Makin Banyak Perempuan Muda di Queensland Jadi Korban KDRT
Sebuah studi terpisah menemukan bahwa Ebola dapat ditularkan secara seksual oleh seorang survivor enam bulan setelah gejala dimulai. "Kami masih memiliki sedikit pemahaman tentang konsekuensi kesehatan jangka panjang setelah berhasil selamat dari infeksi Ebola," kata Ilhem Messaoudi, seorang profesor ilmu biomedis di Universitas California. "Alasan untuk itu adalah karena mayoritas wabah Ebola yang terjadi sampai tahun 2014 memiliki skala yang lebih kecil dan terutama berlokasi di desa terpencil dengan tingkat kematian 90 persen atau bahkan lebih dari 90 persen," Associate Professor Messaoudi mengatakan penelitian ini akan merevolusi perawatan bagi korban Ebola, karena orang-orang yang bertahan hidup dari infeksi virus Ebola ini menghadapi tantangan yang tidak diketahui kalangan dokter sebelumnya. Revolusi yang dimaksudnya mencakup temuan kalau virus Ebola dapat hidup di sperma penyintas dan bisa juga ditularkan ke pasangan seksual mereka. Peneliti juga mendapati kalau Virus Ebola bisa bersembunyi di mata, yakni di cairan yang terdapat di rongga mata. "Riset ini secara khusus juga menunjukan kalau Eboka bisa ditularkan melalui hubungan seksual, yang merupakan bentuk penularan baru yang sebelumnyabenar-benar disepelekan hingga belakangan ini,' Sementara itu Jonathan Ball, Profesor Virologi Molekuler dari Universitas Nottingham Inggris mengatakan temuan ini sangat mengkhawatirkan. "Temuan ini memastikan Virus Ebola dapat bertahan dalam saluran kelamin dalam waktu yang cukup lama, berbulan-bulan setelah virus itu hilang dari darah dan yang terlihat mengkhawatirkan adalah penyintas yang berumur panjang berpotensi menjadi sumber infeksi baru," kata Professor Ball.Riset ini juga menunjukan perlu dilakukan tes lebih lanjut oleh Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit AS untuk menentukan jika virus Ebola ini tetap hidup dan berpotensi menginfeksi".
Jeremy Farrar, Pakar Penyakit infeksi dan Direktur Lembaga Amal Kesehatan berbasis di Inggris - Wellcome Trust global health charity, mengatakan temuan ini menekankan masih banyak hal yang belum diketahui mengenai Ebola, penularan dan penyembuhannya".
"Riset ini juga mengingatkan kita kalau Epidemi Ebola masih jauh dari berakhir," katanya.
"Dengan lebih dari 17 ribu orang penyintas, sangat mungkin terjadi kasus baru Ebola akibat penularan yang tertunda dan juga komplikasi yang berlangsung belakangan".
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan agar semua pria penyintas Ebola harus dites setelah timbulnya gejala dan kemudian di tes setiap bulan
sampai mereka tahu kalau mereka tidak memiliki risiko menularkan virus."Sampai air mani atau sperma penyitas Ebola pria itu dua kali dinyatakan negatif, Ia harus menjauhkan diri dari semua jenis hubungan seksual atau menggunakan kondom saat melakukan aktivitas seksual," kata WHO. "Tangan harus dicuci bersih setelah terjadi kontak fisik dengan spermanya."
ABC/Reuters
BACA ARTIKEL LAINNYA... Atdikbud Canberra Prof Ronny Noor Dapat Penghargaan di Australia