Visi Prabowo-Hatta Hapuskan Utang Dinilai Tak Realistis

Jumat, 30 Mei 2014 – 11:37 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Janji pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa untuk melepaskan Indonesia dari hutang luar negeri pada 2019 dinilai Direktur Eksekutif Pusat Kajian Trisakti Fahmi Habcy omong kosong belaka. Bukan tanpa alasan Fahmi menyatakan demikian. Ia menjelaskan, hutang Indonesia terus melonjak. Pada 2009, hutang Indonesia senilai Rp 1.590 triliun dan pada September 2013 meningkat menjadi Rp 2.200 triliun. Menurutnya, jumlah utang itu menunjukkan Hatta Rajasa selaku Menko Perekonomian yang diberi tugas untuk mengatur ekonomi tidak memiliki semangat mengurangi hutang.

Fahmi pun menyarankan agar timses Prabowo-Hatta menanyakan dahulu kepada Hatta Rajasa kenapa ketika diberi amanat selama lima tahun menjadi Menko Perekonomian hutang Indonesia terus bertambah. "Sehingga publik tidak sekedar mendengar cita-cita setinggi langit namun “bertabrakan” dengan realita dan kinerjanya," katanya.

BACA JUGA: Anas Didakwa Himpun Dana Untuk Jadi Presiden

Ia pun mengungkapkan bahwa presiden ke depan mewariskan jejak kegagalan kebijakan ekonomi pemerintahan sebelumnya yaitu ancaman kelangkaaan listrik 2015, impor produk perikanan dan pertanian yang gila-gilaan  serta nilai tukar rupiah yang terpuruk.

"Tidak ada salahnya sekali-kali berpikir visi misi  sambil berkaca “di kolam yang jernih”  agar tidak terjebak dalam ‘autisme berpikir’," katanya.

BACA JUGA: Situasi Politik Memanas, Mabes Diminta Tingkatkan Peran Intelijen

Menurut Fahmi, bagi publik menentukan calon presiden yang  punya semangat anti hutang mudah. Dia mengatakan lihat saja profil keuangan para capres cawapres tentang laporan kekayaan yang dilaporkan.  "Siapa yang laporan utangnya nol persen?" pungkas politisi muda PDI Perjuangan ini.

Seperti diketahui, pasangan Prabowo - Hatta  berjanji  Indonesia sudah tak bergantung pada utang luar negeri di akhir jabatannya pada 2019.  Apa yang menjadi cita-citanya itu sudah tertuang dalam dokumen visi misi yang berjudul 'Membangun Indonesia yang Bersatu, Berdaulat, Adil, Makmur serta Bermartabat' yang sudah diserahkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) beberapa waktu lalu, sebagaimana diungkap salah satu timses Prabowo-Hatta  di gedung DPD RI, Rabu (28/5).

BACA JUGA: Panselnas Umumkan Kelulusan Honorer K-2 Kemhan Hari Ini

"Jadi tim Prabowo-Hatta tegas untuk tidak ingin tergantung utang luar negeri yang menjajah selama ini," kata Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PAN Drajad Hari Wibowo. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anas: Belum Didakwa Kok Minta Ditanggapi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler