Vision+ Jajaki Merger dengan Malacca Strait SPAC Senilai USD 600 Juta

Senin, 01 Maret 2021 – 01:12 WIB
Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo. Foto: MNC

jpnn.com, JAKARTA - PT MNC Vision Networks Tbk sedang menjajaki peluang bekerja sama dengan perusahaan Special Purpose Acquisition Company (SPAC) Malacca Straits Acquisition Co.

Pembicaraan menyangkut upaya menggabungkan Vision+ , bisnis televisi streaming yang dikenal konsumen sebagai Netflix Indonesia.

BACA JUGA: MNC Bank Menggelar Arisan Bagi-Bagi Hoki 88, Nasabah Pasti Happy

MNC Play juga akan diikutsertakan dalam transaksi tersebut.

"MNC yang dikendalikan oleh taipan Indonesia Hary Tanoesoedibjo siap untuk memasukkan ekuitasnya ke dalam transaksi. Hal tersebut akan menjadikan MNC sebagai pemegang saham mayoritas dari entitas gabungan," kata sumber sebagaimana dilansir Bloomberg, Kamis (25/2).

BACA JUGA: Nasabah MNC Bank Silakan Ganti M-Banking dengan Aplikasi Motion 

Special Purpose Acquisition Company (SPAC) Malacca Straits telah memulai diskusi dengan sejumlah investor, termasuk Tiga Investments yang merupakan perusahaan investasi milik Ray Zage.

Momen itu terjadi saat mereka berupaya mengumpulkan USD 50 juta atau lebih dalam ekuitas baru untuk menjadikan nilai perusahaan gabungan menjadi sekitar USD 600 juta.

Transaksi kemungkinan diumumkan paling cepat bulan depan. Namun, karena belum ada kesepakatan apa pun yang diselesaikan, persyaratan dapat berubah atau pembicaraan tersebut bisa gagal.

Hingga saat ini perwakilan MNC, Malacca Straits, dan Tiga menolak berkomentar.

Vision +, yang diluncurkan pada 2019 memiliki 1,6 juta pelanggan berbayar dan lebih dari 32 juta pengguna aktif bulanan.

Sementara itu, MNC Play memiliki sekitar 300 ribu pelanggan. Bisnis tersebut membukukan pendapatan kolektif sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (Ebitda) dan pendapatan masing-masing sekitar USD 46 juta dan USD 77 juta pada 2020.

Angka-angka tersebut diproyeksikan tumbuh pada tingkat tahunan gabungan sebesar 39 persen dan 45 persen hingga 2025 menjadi USD 293 juta dan USD 400 juta.

Nominal tersebut berdasarkan basis pelanggan berbayar yang diharapkan sekitar 6,6 juta.

Angka-angka tersebut diproyeksikan tumbuh di tingkat pertumbuhan rata-rata per tahun (compound annual rate) sebesar 39 persen dan 45 persen hingga 2025.

Jika diperinci, angkanya masing-masing USD 293 juta atau setara dengan Rp 4.1 triliun dan USD 400 juta atau senilai Rp 5,6 triliun.

Angka itu muncul apabila mengacu pada basis pelanggan berbayar yang diharapkan sekitar 6,6 juta. (jos/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler