Demikian hasil studi terbaru yang dilakukan para peneliti kesehatan dari Selandia Baru yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association. Dalam penelitian itu para partisipan setiap hari diberi suplemen vitamin D dalam dosis tinggi selama setahun dengan tujuan untuk menangkal pilek.
Namun hasilnya justru menunjukkan partisipan tetap terserang pilek. Di sisi lain mereka memiliki tingkat keparahan yang sama dengan orang lainnnya.
Dari temuan ini para peneliti menyarankan pemberian suplemen vitamin D harus digabung dengan terapi lainnnya. Khususnya untuk mencegah infeksi saluran pernafasan atas pada orang dewasa yang sehat.
Penelitian itu untuk menjawab hasil penelitian sebelumnya yang mengaitkan antara rendahnya tingkat kandungan vitamin D dengan peningkatan risiko infeksi saluran pernapasan seperti tuberkulosis. Namun, belum ada kejelasan apakah vitamin D mengurangi risiko flu.
Menurut laman Nbcnews, Rabu (3/10), sekitar 322 orang dewasa yang sehat secara acak menjadi responden dan menerima dosis tinggi vitamin d selama 18 bulan, atau plasebo. Dosis vitamin D adalah 100 ribu unit Internasional (IU) per bulan, yang setara dengan lima kali harian fitur tunjangan dari 600 IU per hari untuk orang dewasa.
Para peserta kemudian dievaluasi setiap bulan, dan menghubungi para peneliti studi jika mereka memiliki gejala panas dingin dan gejala lain yang menyertai influenza. Sampel dari hidung mereka juga diuji untuk virus pernapasan. (Esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pneumonia, Pembunuh Bayi Nomor Satu
Redaktur : Tim Redaksi