jpnn.com - Vito Rendy Candra Ananda merupakan salah satu dari 24 pesepak bola muda tanah air yang saat ini berlatih di Inggris dengan panji Garuda Select. Vito Rendy merupakan remaja asal Grudo, Ngawi. Bagaimana kesannya?
DENI KURNIAWAN, Ngawi
BACA JUGA: Pemain Garuda Select Bakal Hadapi Berbagai Tim di Inggris
UDARA yang kelewat dingin. Itu yang kali pertama dirasakan Vito Rendy Candra Ananda begitu menginjakkan kaki di Inggris 15 Januari 2018 lalu. Kaus oblong tanpa lengan yang biasanya lekat di badan, sejak itu berganti jaket berbahan tebal. Porsi latihan ekstraketat pun kini dijalaninya di bawah arahan pelatih kelas Eropa.
Atmosfer kedisiplinan menjadi pembeda yang amat terasa dalam proses latihan sepak bola antara di Indonesia dan Inggris. ‘’Selama enam bulan di sini (Inggris, Red),’’ kata Vito melalui sambungan telepon.
Vito terpilih menjadi satu dari 24 pesepak bola U-17 yang diterbangkan PSSI ke Inggris. Dalam tim Garuda Select, remaja 16 tahun asal Jalan M. Duryat, Desa Grudo, Ngawi, itu diasah kemampuannya mengolah si kulit bundar.
BACA JUGA: Curhat Kapten Persebaya Masuk Skuat Timnas Indonesia
‘’Sebelumnya saya berlatih di Benteng FC (Ngawi, Red). Mendapat kesempatan ini setelah bergabung dengan Persebaya U-16,’’ ujarnya.
Asrama di Aston University menjadi tempat tinggal Vito selama menimba ilmu sepak bola di Inggris. Tiada hari tanpa berlatih, dua betis putra pasangan Dwi Yunia dan Heri (alm) ini semakin kencang.
Dengan porsi latihan berbeda-beda, hanya Minggu jatah Vito beristirahat. ‘’Intensitas latihan tinggi. Pagi sore, dan harus benar-benar disiplin,’’ ucapnya.
Pukul 08.15, Vito bersama 23 penggawa Garuda Select lainnya bersarapan. Dua jam mulai pukul 10.00, dia berkeringat di tempat latihan. Sprint, juggling, dan sejumlah menu latihan lain dilahapnya.
Jadwal latihan satu ini dijalaninya di sebuah lapangan di Birmingham. Sore harinya mulai pukul 14.30 sampai 16.30 waktu setempat, mereka ganti berlatih di lapangan kawasan Aston University. ‘’Awal-awal latihan sempat bingung juga. Dingin banget di sini,’’ ungkapnya.
Berbagai jenis latihan didapatkan Vito. Dia merasakan sentuhan tangan dingin coach Des Walker, legenda hidup Nottingham Forest. Juga Dennise Wise, mantan bintang Chelsea yang didapuk sebagai direktur progam pelatihan.
Sebulan pertama di Inggris, fisik Vito dkk digembleng untuk stamina dan pembentukan badan. Sekarang, mereka mendapat latihan teknik. Juga kesempatan beruji coba. Selain itu, diberi ilmu kepelatihan yang kelak lisensinya bisa dipakai untuk melatih setelah gantung sepatu.
Jumat mereka hanya berlatih setengah hari. Sedangkan Sabtu melahap porsi latihan fisik lagi. ‘’Minggu libur. Kalau tidak terlalu capek bisa jalan-jalan di sekitar kampus dengan izin pelatih,’’ ujarnya sambil menyebut ada empat pelatih dari Indonesia yang mendampingi di sana.
Uji coba dengan sejumlah klub U-17 di Inggris menjadi tolok ukur keberhasilan pelatihan. Dari serangkaian latihan itu, satu yang benar-benar dirasakan Vito tentang perbedaan sepak bola Indonesia dan Eropa.
BACA JUGA: Persebaya vs Persidago: Bejo Bongkar Kehebatan Damian Lizio
Yaitu profesionalitas, suatu harga yang tidak bisa ditawar. Itu sudah diterapkan dari kasta terendah persepakbolaan di Inggris.
Berlatih di negara yang sepak bolanya sudah maju merupakan hal yang tak sempat dia bayangkan sebelumnya. Terpilih menjadi salah satu penggawa Garuda Select pun, Vito baru menyadari beberapa hari sebelum pesawat lepas landas menuju Inggris.
‘’Awalnya tidak tahu kalau seleksi. Tahunya cuma training center pas seleksi di Jakarta,’’ tutur pemain yang biasa berposisi sebagai center back ini.
Membela Persebaya U-16, Vito berlaga di Liga 1 Pro Elite U-16. Saat bertandang di Makassar, beberapa pelatih program pelatihan Garuda Select diam-diam mengamati bakatnya.
‘’Seleksinya mulai putaran kedua liga, 2018. Setelah melawan Persipura, juga dipanggil ke Stadion Mattoangin untuk seleksi itu ternyata,’’ ungkapnya.
Vito akrab dengan sepak bola sejak kelas I SD. Dua kaki Vito kecil kembali mengenakan sepatu bola lagi dua tahun kemudian. Itu pun sesaat setelah dia mendapatkan sepatu baru dari paman yang mendukungnya berlatih. Sejak itu, Vito menjadi penggawa Benteng FC Ngawi.
Belakangan dia mencoba seleksi masuk skuad Persebaya U-16. Seleksi pertama gagal, Vito sempat down. Namun, kecintaannya pada sepak bola membuatnya berlatih lebih keras. Pada seleksi kali kedua, Vito memutuskan menjajal lagi.
Hasilnya, dia dinyatakan lolos masuk tim. Sejak itu hari-harinya diwarnai latihan dan turun lapangan di berbagai kompetisi. ‘’Semoga latihan di Inggris ini memberikan hasil yang baik,’’ ucapnya. ***(isd/c1)
Redaktur & Reporter : Soetomo