JAKARTA - Kebutuhan impor bawang putih untuk semester pertama 2013 (I/2013) mencapai 160 ribu ton dan bawang merah sebanyak 60 ribu ton. Jumlah ini berdasarkan analisis yang dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) terhadap kondisi lapangan seperti kebutuhan dan kekurangan Semester I/2013.
Pelaksana tugas (Plt) Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (PPHP) Kementan, Haryono mengatakan bahwa sebenarnya produksi bawang bukan sedang tidak bagus. Namun menurutnya, harga bawang melonjak karena kurangnya pasokan di pasaran akibat berkurangnya volume impor.
"Volume impor bawang merah pada semester I/2013 lebih rendah dibanding periode sama tahun lalu. Pada semester I/2012, realisasi impor bawang merah mencapai 88 ribu ton," jelasnya saat dihubungi wartawan, Selasa (12/3).
Sedangkan untuk volume impor bawang putih semester I/2013 sebesar 160 ribu ton, juga lebih rendah ketimbang realisasi impor bawang putih semester I/2012 yang mencapai 200 ribu ton. Dibandingkan dengan volume impor bawang merah, impor bawang putih lebih tinggi karena Indonesia belum bisa memproduksi dalam jumlah besar.
"Dalam setahun kebutuhan bawang merah dan bawang putih rata-rata dua kali dari rekomendasi impor yang kami berikan pada semester pertama ini," kata dia.
Dengan telah dikeluarkannya Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH), pemerintah berharap harga komoditas hortikultura bisa turun ke harga normal. "Saat ini, saya lihat harga bawang juga sudah mulai turun," ungkap Haryono.
Dia juga memastikan Kementan belum berencana menambah impor dalam waktu dekat. "Jalankan dulu saja RIPH yang sudah diberikan ini, baru nanti kami lihat lagi kondisinya di lapangan. Menambah impor harus ada mekanisme, SOP dan data," tukasnya.(aro)
Pelaksana tugas (Plt) Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (PPHP) Kementan, Haryono mengatakan bahwa sebenarnya produksi bawang bukan sedang tidak bagus. Namun menurutnya, harga bawang melonjak karena kurangnya pasokan di pasaran akibat berkurangnya volume impor.
"Volume impor bawang merah pada semester I/2013 lebih rendah dibanding periode sama tahun lalu. Pada semester I/2012, realisasi impor bawang merah mencapai 88 ribu ton," jelasnya saat dihubungi wartawan, Selasa (12/3).
Sedangkan untuk volume impor bawang putih semester I/2013 sebesar 160 ribu ton, juga lebih rendah ketimbang realisasi impor bawang putih semester I/2012 yang mencapai 200 ribu ton. Dibandingkan dengan volume impor bawang merah, impor bawang putih lebih tinggi karena Indonesia belum bisa memproduksi dalam jumlah besar.
"Dalam setahun kebutuhan bawang merah dan bawang putih rata-rata dua kali dari rekomendasi impor yang kami berikan pada semester pertama ini," kata dia.
Dengan telah dikeluarkannya Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH), pemerintah berharap harga komoditas hortikultura bisa turun ke harga normal. "Saat ini, saya lihat harga bawang juga sudah mulai turun," ungkap Haryono.
Dia juga memastikan Kementan belum berencana menambah impor dalam waktu dekat. "Jalankan dulu saja RIPH yang sudah diberikan ini, baru nanti kami lihat lagi kondisinya di lapangan. Menambah impor harus ada mekanisme, SOP dan data," tukasnya.(aro)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Merangkap di OJK, Empat Komisaris BUMN Diberhentikan
Redaktur : Tim Redaksi