Volvo dan Geely Menggabungkan Pabrik Mesin Demi Pengembangan Mobil Listrik dan Hybrid

Selasa, 08 Oktober 2019 – 13:50 WIB
Volvo Cars dan Geely. Foto: paultan.org

jpnn.com - Volvo Cars yang menginduk ke Zhejiang Geely Holding Group (ZGH) mengumumkan penggabungan fasilitas produksi mesin (power train) pembakaran internal (ICE).

Entitas baru itu bertanggung jawab untuk pengembangan mesin pembakaran generasi berikutnya dan powertrains hybrid untuk merek ZGH seperti Geely Auto, Proton, Lotus dan perusahaan kendaraan listrik London, Lynk & Co serta pihak ketiga yang berminat.

BACA JUGA: Geely Makin Serius Garap Segmen Mobil Listrik di Eropa

"Sebagai bisnis umum, mesin pembakaran kemungkinan besar tidak akan tumbuh. Sehingga penting untuk mengonsolidasikan dan mencari sinergi. Ini adalah langkah mengubah perusahaan kami ke arah elektrifikasi," kata Kepala Eksekutif Volvo, Hakan Samuelsson kepada Automotive News Europe.

Dengan langkah tersebut, Volvo akan mempertajam fokusnya pada pengembangan mobil listrik murni. Pembuat mobil Swedia sebelumnya menyatakan bahwa mereka mengharapkan setengah dari penjualan globalnya terdiri dari EV (electronic vehicle), sisanya adalah model hybrid pada tahun 2025.

BACA JUGA: Volvo Ingin Mobil Masa Depannya Bisa Dikendalikan dengan Teknologi Ini

Samuelsson menjelaskan, saat ini Volvo membuat 600.000 mesin pembakaran, namun jumlahnya berlipat tiga kali hingga 2 juta unit jika digabung dengan aset Geely.

Langkah itu jelas menjadi solusi menaikkan produksi. Menurut Samuelsson, Volvo telah mendistribusikan 642.253 mobil pada tahun 2018, dan berharap dapat mencapai 800.000 unit pada tahun 2020.

BACA JUGA: Calon MPV Geely Potensial Menantang Avanza dan Xpander

Dengan penggabungan lini operasi dengan Geely, maka Volvo akan memiliki sumber daya untuk mengerjakan hal lain, salah satunya adalah mengembangkan mobil mewah bertenaga listrik. Sehingga volume dan jangkauan mereka semakin luas.

Selain itu, fokus ke EV mendorong Volvo akan menurunkan produksi mesin diesel secara keseluruhan. investasi bakal lebih banyak diarahkan pada pengembangan injeksi bahan bakar, turbo, dan teknologi rem.

Lebih lanjut, Samuelsson percaya bahwa elektrifikasi di industri otomotif akan berjalan secara bertahap, artinya permintaan pada model hybrid akan berjalan menuju model listrik sepenuhnya.

“Mobil hybrid membutuhkan mesin pembakaran internal terbaik. Unit entitas baru ini akan memiliki sumber daya, skala, dan keahlian untuk mengembangkan biaya powertrain ini secara efisien,” katanya.

“Kami memiliki keuntungan dengan melakukan restrukturisasi yang sangat mendasar ini lebih awal. Karena pasar untuk mesin pembakaran tidak akan tumbuh di masa depan. Kami melakukan hal yang tepat, yaitu memanfaatkan sinergi. Itu yang Anda lakukan ketika berhadapan dengan pasar yang menyusut," pungkas Samuelsson. (mg8/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler