jpnn.com, NEW YORK - Tujuh negara bagian di wilayah timur laut Amerika Serikat (AS) bersatu untuk membeli pasokan medis penting di tengah wabah virus corona.
Dalam sebuah konferensi pers virtual gabungan, para gubernur dari New York, New Jersey, Connecticut, Pennsylvania, Rhode Island, Delaware, dan Massachusetts mengatakan bahwa alih-alih bersaing satu sama lain, negara-negara bagian itu akan membentuk konsorsium untuk membeli alat pelindung diri (APD), perangkat pengujian, dan ventilator.
BACA JUGA: Amerika Sudah Pegang Bukti Virus Corona Lahir di Lab Wuhan
Konsorsium itu diperkirakan akan mengidentifikasi kebutuhan seluruh kawasan tersebut, menurunkan harga, dan menstabilkan rantai pasokan. Selain itu, konsorsium tersebut juga akan menjajaki potensi teknologi baru seperti pencetakan 3D dalam produksi APD.
Gubernur New York Andrew Cuomo dalam konferensi pers tersebut mengatakan bahwa pandemi COVID-19 telah menciptakan perebutan gila-gilaan akan peralatan medis di seluruh negeri. Negara-negara bagian, lembaga swasta, dan pemerintah federal bersaing mendapatkan pasokan, yang pada gilirannya memicu kenaikan harga.
BACA JUGA: Update Corona 4 Mei 2020: Pasien COVID-19 dan PDP di Wisma Atlet Bertambah
"Sebagai negara bagian dan sebagai suatu bangsa, kita tidak bisa mengalami hal itu lagi," katanya.
Wilayah timur laut AS telah terdampak parah pandemi COVID-19, dengan Negara Bagian New York melaporkan lebih dari 310.000 kasus infeksi dan 24.000 lebih kematian.
BACA JUGA: Puluhan Karyawan Positif Corona, Saham Sampoerna Terjun Bebas
Menurut data dari Universitas Johns Hopkins, ketujuh negara bagian itu mencatatkan jumlah keseluruhan sebanyak 606.000 kasus lebih, menyumbang sekitar 52 persen dari total kasus di AS.
Dalam sebuah siaran langsung Fox News pada Minggu, Presiden AS Donald Trump mengatakan dirinya yakin akan ada vaksin coronavirus pada akhir tahun ini.
Namun, para pejabat kesehatan masyarakat AS telah memperingatkan bahwa meskipun uji coba tahap awal berjalan dengan baik, mungkin akan memakan waktu hingga 18 bulan sebelum ada vaksin yang siap digunakan untuk masyarakat. (xinhua/ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil