WADUH: Ada Pejabat Terkena HIV/AIDS

Selasa, 01 Desember 2015 – 07:10 WIB

jpnn.com - MATARAM – Penderita HIV/AIDS di NTB terus bertambah. Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) NTB, mencatat sampai September 2015 secara kumulatif sebanyak 1083 orang masyarakat terkena penyakit HIV/AIDS.

Secara umum untuk penderita HIV sendiri sebanyak 466 orang dan AIDS sebanyak 617 orang. Penderita terbanyak dari Kota Mataram kemudian Lombok Timur, KLU, Lombok Tengah, Lombok Barat.

BACA JUGA: Rudy Ajak Pemuda Solo Pengagum Bung Karno Gabung ke Organisasi Sayap PDIP

“Yang terendah adalah Dompu,” kata Kepala Sekretariat Komisi Penanggulangan AIDS  NTB, H Soeharmonto kepada Radar Lombok (Grup JPNN.com), Senin (30/11) kemarin.

Dijelaskan, berbagai faktor menjadi penyebab utama seseorang mengidap HIV/AIDS. Untuk NTB sendiri, akibat heteroseksual (gonta-ganti pasangan) sebanyak 728 orang atau 67,22 persen. Sedangkan faktor homoseksual sebanyak 102, dalam persentase 9,42. "Pola pacaran anak muda zaman sekarang juga sangat bahaya," ujarnya.

BACA JUGA: Pasca Teror Paris, Akhir Tahun Keamanan Diperketat

Penderita HIV/AIDS ini dari berbagai kalangan. Jika melihat dari kelompok umur, didominasi kalangan produktif yakni mulai dari umur 25-40 tahun. Sedangkan melihat dari profesi, menduduki urutan pertama untuk katagori AIDS adalah kalangan Wiraswasta sebanyak 146 orang dan HIV sebanyak 89 orang.

Selanjutnya, kalangan Ibu Rumah Tangga (IRT) tercatat penderita HIV sebanyak 78 orang sedangkan AIDS 113 orang. “Kebanyakan suami mereka yang penderita, jadi dia tertular," ucapnya.

BACA JUGA: Di Paris, Jokowi Tegaskan Islam Ajarkan Perdamaian

Selain itu, terdapat 47  Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang terkena HIV/AIDS. Rinciannya   PNS penderita HIV sebanyak 21 orang. Kemudian untuk AIDS sendiri tercatat 26 orang  Jumlahnya diperkirakan akan terus bertambah.

“PNS itu ada juga pejabat, dia kena karena sering  jajan di luar sembarangan,” bebernya.

Dikatakan, pejabat-pejabat tersebut bisa terkena HIV/AIDS karena kurang iman ketika kunjungan kerja di luar daerah. Kemungkinan besar, pasangannya sudah terkena HIV/AIDS sehingga tertular.

Ditanya pejabat mana dan eselon berapa, Soeharmonto tidak mau membeberkannya. Menurutnya, data pribadi ataupun ciri-ciri penderita HIV/AIDS sangat dirahasiakan karena merupakan aib dan bisa menghancurkan hidup mereka jika diketahui publik.

“Saya tidak bisa katakan pejabat Pemprov atau pejabat mana,yang jelas pejabat,” katanya.

Sampai saat ini penderita yang sudah meninggal dunia sebanyak 242 orang atau 39,2 persen. Parahnya, penderita HIV/AIDS di NTB diprediksi mencapai 3 ribu orang lebih. Namun yang terdeteksi baru 1083 orang.

Kendati demikian, dirinya telah menyediakan pelayanan konsling VCT di masing-masing Kabupaten/Kota dengan harapan masyarakat bisa periksa diri demi mengetahui apakah positif atau tidak.

Kondisi saat ini menurutnya sangat memprihatinkan. Hal yang perlu diperhatikan juga adalah pesantren-pesantren yang belum tentu terbebas dari HIV/AIDS.

“Ini orang yang pacaran sangat bahaya, selain itu mantan-mantan PSK yang di Dolly, Jawa Timur juga sekarang banyak ada di NTB karena disana ditutup,” katanya.(zwr/fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... WNI Harus Jadi Duta Budaya Indonesia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler