jpnn.com - JAKARTA – Ade Komarudin mendapat sindiran tajam jelang perebutan kursi Ketua Umum Golkar dalam Munaslub 2016. Kali ini, sindiran datang dari Direktur Eksekutif Institut Proklamasi Arief Rachman.
Arief mengungkit kontrak politik Ade dengan Ketum Golkar Aburizal Bakrie. Menurut Arief, pria yang karib disapa Akom itu awalnya diplot sebagai Ketua Fraksi Golkar DPR.
BACA JUGA: Munculkan Risma, PDIP Dinilai Tak Punya Nyali
Saat Setya Novanto mundur dari Ketua DPR, ada komitmen politik yang ditandatangani Aburizal dan Akom. Saat itu, Akom berkewajiban menjaga mandat Golkar di parlemen.
"Mandat inilah kini yang mesti dilihat sebagai sebuah pegangan moral dengan Akom," terang Arief pada Rakyat Merdeka, Rabu (4/5).
BACA JUGA: Banyak Calon Penantang Ahok Mendaftar ke PDIP, Nih Angkanya
Arief menambahkan, Ical meminta Akom tak maju dalam Munaslub karena tanggung jawab sebagai Ketua DPR sangat besar. "Bisa jadi karena nafsu kekuasaan yang menggebu, Akom lupa bahwa ada tanggung jawab yang sudah dimiliki yaitu Ketua DPR," tambahnya.
Akibatnya, tidak ada satu pun UU yang disahkan saat masa sidang berakhir. Menurut Arief, Akom seharusnya lebih banyak memimpin rapat daripada safari mengumulkan dukungan.
BACA JUGA: Serius Rustam Effendi Mau Dampingi Adhyaksa? Ini Kata Ahok
"Beginilah kalau ketuanya kegenitan. Siapa pun akan berpikir ulang untuk berkomitmen dengan Akom,” tegas Arief. (wid)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Kata Pengamat Soal PDIP Usung Risma di Jakarta
Redaktur : Tim Redaksi