Waduh, Atlet Rusia Ini Sebut Olimpiade Tokyo 2020 Tak Adil, Kok Bisa?

Selasa, 27 Juli 2021 – 19:51 WIB
Perenang Rusia Yulia Efimova berpose dengan medali perak di podium setelah final 200m gaya dada putri dalam Olimpiade Rio 2016 di Olympic Aquatics Stadium di Rio de Janeiro pada 11 Agustus 2016. (AFP/GABRIEL BOUYS

jpnn.com, TOKYO - Perenang Rusia Yulia Efimova menyebut penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020 tidaklah adil karena ada sejumlah atlet yang dilarang berlomba dan penyelenggara sangat membatasi gerak peserta Olimpiade sampai mereka kesulitan berbelanja oleh-oleh.

Selain itu, ia juga mengkritik pihak penyelenggara yang membuat jadwal final renang pagi hari demi memenuhi permintaan jam tayang utama televisi Amerika Serikat.

BACA JUGA: Hendra/Ahsan Bersyukur Bisa Lolos ke Perempat Final Olimpiade Tokyo

Yulia yang tampil dalam Olimpiade keempatnya ini memang sosok kontroversial. Pada Olimpiade Rio 2016 lalu, ia menuding lawannya dari AS Lilly King berbuat curang dengan menggunakan obat-obatan terlarang. King sendiri ialah peraih medali emas 100m gaya dada putri di Rio.

Perenang Rusia ini juga sempat menerima sanksi selama 16 bulan, mulai dari Oktober 2013 sampai Februari 2015 setelah positif menggunakan anabolic steroid.

BACA JUGA: Cheavon Clarke: Mantan Supir Truk yang Berlaga di Olimpiade Tokyo 2020

Kini Yulia akan kembali bersua dengan King di Tokyo dalam final nomor yang sama.

"Saya marah karena mustahil bisa pergi ke mana-mana dan banyak atlet yang dilarang mengikuti kompetisi ini. Ini Olimpiade yang tidak adil, ketika tidak semua orang bisa berlomba," ujar Yulia Efimova kepada www.matchtv.ru.

Perenang berusia 29 tahun itu tak menjelaskan alasannya, tapi memang banyak atlet yang batal berlomba di Tokyo 2020 karena terpapar Covid-19.

"Sayangnya di dunia kita, uang menentukan segalanya dan mereka tidak memberikan perhatian kepada kepentingan atlet," tambahnya merujuk pada jadwal lomba pagi hari, yang berbeda jauh dengan Olimpiade Rio yang berlangsung malam hari.

"Kami akan menyaksikan hasil yang lebih baik jika kami berlomba dalam final pada malam hari," sambung dia.

Efimova juga mempermasalahkan desa atlet yang disebutnya terlalu kecil dan ruang geraknya dibatasi oleh panitia penyelenggara.

"Yang paling mengganggu saya adalah toko oleh-oleh yang tidak bisa Anda datangi. Dan jika Anda ke sana, sudah tak ada apa-apa. Saya suka membawa oleh-oleh saat pulang," pungkasnya.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Dhiya Muhammad El-Labib

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler