jpnn.com - CIREBON – Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan akhirnya mengumumkan nominal bonus bagi peraih medali PON XIX/2016 dalam acara syukuran Jabar Kahiji yang berlangsung di Gymnasium UPI, Jalan Setiabudhi, Kota Bandung, Minggu (13/11) lalu. Pendulang emas diputuskan mendapat uang tunai sebesar Rp 200 juta.
Pengumuman tersebut ditanggapi masam oleh sejumlah atlet anggota kontingan Jabar. Mereka kecewa lantaran gubernur yang akrab disapa Aher itu tak menepati janjinya.
BACA JUGA: Sanchez Catat Brace, Chile Pukul Uruguay 3-1
Salah satu atlet yang kecewa itu adalah perenang Triady Fauzi. Penyumbang delapan medali emas itu merasa usahanya membawa Jabar menjadi juara umum PON XIX tidak dihargai.
“Kami sudah menuntaskan janji kami, untuk menggapai Jabar Kahiji. Giliran kalian yg menuntaskan janji kalian kepada kami,” tulisnya dalam akun facebook Triady Fauzi Sidiq.
BACA JUGA: Jelang Lawan Madrid, Bintang Atletico: Ini Derby Berbahaya
Begitu juga dengan pegulat putri asal Kota Cirebon, Dewi Aditya. Bersama atlet Jabar lainnya, Dewi pun mengikuti acara syukuran tersebut dan mendengar langsung pengumuman Aher.
Menurut dia, dalam pidatonya, Aher mengungkapkan alasan mengapa Jawa Barat hanya memberikan bonus Rp 200 juta bagi atlet peraih medali emas.
BACA JUGA: Gulung Kolombia, Argentina Kembali Buka Kans Lolos ke Rusia
Yaitu, adanya aturan Kemenpora tentang bonus atlet PON yang tidak boleh melebihi bonus atlet SEA Games sebesar Rp200 juta.
“Ya agak kecewa. Bukan masalah angkanya yang kecil. Tapi karena janji-janji Pak Gubernur yang tidak tepat. Saat pelepasan atlet PON Pak Aher memastikan bahwa bonus akan lebih besar dari provinsi lain,” kata Dewi saat dikonfirmasi via telpon.
Menurut Dewi, janji-janji yang diucapkan Aher sebelum PON dimulai, melambungkan harapan dan semangat para atlet.
Namun, kenyataan yang terjadi malah sebaliknya. Aturan Kemenpora mengani bonus atlet PON itu pun dianggap cuma dalih Aher.
Sebab para atlet mendapat informasi dari provinsi lain yang bonusnya lebih besar.
“Kalau sebelumnya tidak dijanjikan, mungkin perasaan kami tidak akan sesakit seperti sekarang,” ujar Dewi.
“Kami merasa dibohongi. Sementara beberapa teman dari provinsi lain mengabarkan bahwa mereka mendapat bonus yang lebih besar. Teman-teman atlet Lampung, misalnya, mendapatkan bonus Rp 250 juta,” imbuh pegulat peraih medali emas kelas 60 Kg gaya bebas putri.
Nony Krystianti Andilah, atlet biliar Kota Cirebon, memaklumi kekecewaan rekan-rekannya. Pada PON XIX/2016, Nony memang gagal menyumbangkan medali emas untuk Jawa Barat. Dia meraih medali perunggu.
Dia juga tidak mengikuti acara syukuran di Kota Bandung. Namun, Nony menyimak kekecewaan rekan-rekannya dari media social.
“Kalau tidak salah, waktu PON 2012 bonus emas itu uang tunai Rp 100 juta plus satu unit rumah senilai Rp 150 juta. Jadi, kalau ditotal ya Rp 250 juta. Kalau PON sekarang cuma Rp 200 juta berarti turun dong ya bonusnya. Wajar kalau teman-teman atlet kecewa,” kata Nony. (ttr/dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tandang ke Balikpapan, Persipura Tanpa Dua Pilar
Redaktur : Tim Redaksi