jpnn.com - JAKARTA – Mekanisme noken dalam pelaksanaan pilkada di Papua dan Papua Barat dikhawatirkan sejumlah pihak. Noken memang bisa berfungsi sebagai kotak suara di daerah-daerah terpencil. Namun, di sisi lain, sistem noken dikhawatirkan menjadi celah kecurangan karena kepala suku yang dipercayakan warga untuk menyampaikan hak pilihnya bisa saja memanipulasi data.
“Jumlah pilihan masyarakat yang dilaporkan oleh salah satu wakil masyarakat terhadap petugas penyelenggara bisa saja tidak akurat dan sulit untuk dibuktikan," ujar anggota Koalisi Kawal Pilkada, Heroik Pratama di Jakarta, Minggu (6/12).
BACA JUGA: Pilkada di Papua, Mohon Tombak dan Panah Tidak Dibawa saat Pemungutan Suara
Heroik mengatakan, masalah yang sama sudah pernah terjadi di Pemilu 2014. Banyak wakil masyarakat dari distrik tertentu mengklaim mewakili banyak pemilih. Kondisi ini mengakibatkan jumlah suara tidak sinkron dengan jumlah pemilih.
Untuk pilkada 2015, sebagian besar dari 718 TPZS di 51 distrik di Yahukimo akan menggunakan sistem noken. Di daerah itu sudah berulang kali muncul masalah karena sistem noken. Karena itu, Heroik mengingatkan penyelenggara pemilu untuk lebih waspada.
BACA JUGA: Jangan Cuma Diam, Ayo Laporkan Kecurangan Pilkada ke Situs Ini
"Ini bisa berpotensi celah kerusuhan di Yahukimo. Mau pun daerah lain yang menggunakan sistem noken," imbuhnya.
Heroik mengatakan, sistem noken berpotensi menciderai hak politik pemilih sehingga para penyelenggara dan pengawas pemilu harus lebih teliti menerima perwakilan masyarakat yang datang.(flo/jpnn)
BACA JUGA: Wuiih... Bawaslu Yakin Kecurangan Sekecil Apa pun Bisa Diantisipasi
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pilkada di Kalteng Kurang Mulus, Ingat Pesan Tjahjo!
Redaktur : Tim Redaksi