Wagub Ahmad Riza Ajak Semua Elemen Bergerak Bersama untuk Jakarta Bangkit

Jumat, 25 Juni 2021 – 13:38 WIB
Suasana webinar dengan tema “Jakarta Bangkit Ekonomi Pulih: Peran UMKM Jakarta Dalam Mendukung Kebangkitan Ekonomi di Masa Pandemi” di Jakarta, Rabu (23/6/2021). Foto: Dok Webinar

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berusia 494 tahun tepat pada Selasa (22/6/2021) lalu. Di usianya ke-494, DKI Jakarta optimistis menggenjot perekonomian di tengah pandemi Covid-19.

Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, serangkaian kegiatan digelar untuk mengisi perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-494.

BACA JUGA: Peringatan! Warga DKI Jakarta Dilarang Salat Jumat Bersama di Zona Merah

Dia menyebut, kegiatan tersebut di antaranya pemadaman lampu di tujuh simbol Kota Jakarta untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup pada 5 Juni 2021 lalu.

Tujuh simbol Kota Jakarta tersebut adalah Gedung Balaikota DKI Jakarta, Monas dan Air mancurnya, Bundaran HI dan air mancurnya, Patung Pemuda dan air mancurnya, patung pahlawan dan patung Jenderal Soedirman.

BACA JUGA: Eksekutor Pembunuhan Wartawan di Simalungun Ternyata Oknum TNI

Menurut Riza, memasuki 2021 jumlah kasus Covid-19 di Jakarta terus melandai. Pada tahun sebelumnya, semua kegiatan menurun, seperti perekonomian terus menurun, kegiatan kebudayaan pun berkurang.

“Kami ingin di 2021 ini DKI bangkit dengan perekonomian terus meningkat, aktivitas sosial dan kebudayaan bermunculan,” kata Ahmad Riza Patria, saat menjadi pembicara kunci pada webinar dengan tema “Jakarta Bangkit Ekonomi Pulih: Peran UMKM Jakarta Dalam Mendukung Kebangkitan Ekonomi di Masa Pandemi” di Jakarta, Rabu (23/6/2021).

BACA JUGA: Terungkap, Inilah Motif Pembunuhan Wartawan di Simalungun

Ia mengatakan, Jakarta milik seluruh warga Jakarta. Warga DKI dari berbagai elemen turut bertanggung membangun Jakarta. Dengan berkarya hingga berkreasi untuk mewujudkan Jakarta maju kotanya dan bahagia warganya.

“Kita akan segera bangkit. Saat ini lonjakan kasus Covid-19 masih signifikan. Oleh karena itu, kami lakukan pengetatan dengan penerapan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) mikro,” kata Ariza, sapaan karib Ahmad Riza Patria.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Biro Perekonomian dan Keuangan Sekretariat Daerah (Setda) Pemprov DKI Jakarta Muhammad Abas mengatakan, perkembangan Covid-19 per 21 Juni lalu angka Covid-19 tembus 2 juta kasus. Dan ini hanya membutuhkan waktu 147 hari. Artinya, perkembangan kasus Covid-19 sangat masih di Indonesia.

“Data Covid-19 Jakarta pada 20 Juni mencapai 5.582 kasus, angka ini tertinggi sejak pandemi ada di DKI Jakarta. Pada 21 Juni menjadi 5.014 kasus dan di 22 Juni ada 3.200 kasus. Kami berharap Covid-19 terus turun dan melandai,” ungkapnya.

Menurut dia, perekonomian di DKI sejak 2012-2022 secara normal di atas nasional. Namun, memasuki resesi, perekonomian di Jakarta turun di bawah perekonomian nasional. Saat ini laju year on year (yoy) perekonomian di Jakarta membentuk kurva V seiring dengan peningkatan kondisi ekonomi di Jakarta.

“Potret produk domestik regional bruto (PDRB) pada triwulan pertama 2021 sektor akomodasi (makanan dan minuman) mengalami keterpurukan. Sementara pertumbuhan positif dialami sektor kesehatan dan informasi komunikasi,” katanya.

Ia menuturkan, PDRB DKI Jakarta ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan ekspor. Namun saat ini konsumsi pemerintah justru yang mengalami peningkatan.

“Kami akan coba dorong pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan ekspor meningkat,” ucapnya.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi di Jakarta pada 2021 memiliki sejumlah potensi seperti konsumsi, investasi dan ekspor impor. Ia berharap penerapan protokol kesehatan dan program vaksinasi bisa mempengaruhi faktor investasi secara positif.

Lebih jauh ia mengungkapkan, pandemi Covid-19 berdampak besar pada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Yakni ada penurunan penjualan. Hal ini disebabkan adanya pembatasan mobilitas masyarakat. Serta sejumlah penutupan tempat usaha karena dampak penutupan tempat wisata di Jakarta.

“Dampak dari sisi internal perusahaan UMKM tidak mampu membayar asuransi dan UMKM harus beralih atau bertransformasi ke digital,” terangnya.

Dia menyebut, pembinaan UMKM di Jakarta harus masif dilakukan. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) 2016 menyebut ada 115 juta atau 90 persen UMKM di Indonesia. Selain pendampingan, bantuan modal usaha dan relaksasi pembayaran pinjaman dan tagihan.

BACA JUGA: Pulang Dugem, Ada Sisa Ekstasi di Mobil, 4 Oknum Polisi Tak Berkutik, Begini Akhirnya

“Strategi pemulihan ekonomi Perda Nomor 2 tentang penanggulangan Covid-19. Dalam perda selain mengatur pemulihan kesehatan juga menata perekonomian di Jakarta. Salah satunya, melindungi masyarakat rentan, mengihupkan roda perekonomian dan menghidupkan kota bisnis,” bebernya.(dkk/jpnn)


Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler