Wah Wah

Oleh: Dahlan Iskan

Kamis, 17 November 2022 – 07:19 WIB
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - TOP! Mengagumkan! Mengesankan!

Itulah kesimpulan saya menyaksikan Gala Dinner G20 di Bali kemarin malam. Sempurna. Gabungan naturalis dengan digitalis. Anggun, megah, indah: jadi satu.

BACA JUGA: Bintang-Bintang

Dan hebatnya: tidak hujan, padahal tidak terlihat ada pawang yang mondar-mandir di situ. Atau ada?

Setting acaranya padat. Hanya tiga show, tetapi formatnya bisa memungkinkan banyak tokoh go mingle. Formal tetapi cair.

BACA JUGA: Drama Drama

Proses kedatangan tamu negara yang berjarak tiga menit membuat mereka yang datang lebih awal bisa banyak punya waktu saling mendatangi atau didatangi.

Mantan Presiden SBY tampak sempat asyik dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong.

BACA JUGA: Jenny Mei

Di akhir acara terlihat pula Presiden Jokowi didatangi banyak kepala negara. Mengobrol santai. Memuji. Mengagumi.

Bahkan Presiden Xi Jinping dari Tiongkok begitu lama berbincang dengan Jokowi.

Jinping juga begitu lama mengobrol dengan Perdana Menteri India Narendra Modi. Santai. Informal. Padahal kesan yang muncul di media selama ini, keduanya sangat dingin.

Format makan malam itu disiapkan sangat sempurna. Para kepala pemerintahan duduk dalam format letter U.

Di tengah U itu ternyata arena show. Di mulut U itu tangga trap lebar yang tinggi. Dari tangga itulah para artis turun menuju arena. Mereka seperti turun dari langit.

Permainan lampu dan cahayanya mengagumkan. ''Dinding'' kanan kiri itu jadi screen raksasa, padahal itu irisan bukit batu.

''Screen'' tersebut memang tidak terlihat cling, tetapi justru menimbulkan kesan natural yang luar biasa. Cahaya-cahaya laser yang menyorot dari samping-atas pun menjadi seperti plafon cahaya yang tinggi.

Peran MC yang digantikan sosok kartun di ''Screen Batu'' membuat acara Gala Dinner G20 ini berjalan mengalir seperti tanpa ada yang memutus.

Tiga show malam itu membuat pertunjukan tersebut seperti multidimensi. Tari, teater, nyanyi diramu dalam satu kemasan indah.

Tari dan lagu dari berbagai daerah ditampilkan bersama secara kolosal dalam tema kembali ke alam. Saya memuji rancangan pakaian tari Dayak, Burung Enggang, yang jatuhnya menjadi sangat berkelas dan anggun.

Tentu yang menjadi gongnya adalah show ketiga: tampilnya hiphop cilik dari kota So-e, pedalaman Timor. Mereka ialah Aldo, Charlos, dan Reven.

Mereka berkolaborasi dengan penyanyi dari pulau kecil di NTT, Pulau Alor, Andmesh Kamaleng. Maka nama So-e dan Alor pun meroket ke panggung dunia.

Dari kampung pedalaman mereka tampil di depan para pemimpin negara dengan perekonomian terbesar di jagat raya. Pak Jokowi yang mengangkat derajat mereka.

So-e adalah kota kecil ibu kota kabupaten Timor Tengah Selatan. Letaknya masih di sekitar 120 Km dari kota Kupang. Siapa pun yang dalam perjalanan darat dari Kupang ke Timor Leste melewati kota ini.

So-e terkenal karena letaknya yang di ketinggian 700 meter. Dingin.

Dahulu, di zaman Orde Baru, So-e juga terkenal karena ada bupati yang memasukkan tanah ke mulut penduduknya yang sangat miskin. "Makan tanah ini," kata sang bupati.

Ia marah. Penduduk di sana terkenal pemalas. Sulit diajak bekerja keras. Sang bupati ingin mengubah budaya itu.

Kini So-e terkenal karena hiphop. Tiga hiphoper cilik itu pernah diundang Presiden Jokowi ke Istana Negara. Rasanya tiga tahun lalu.

Rupanya Pak Jokowi ingat terus tiga anak itu. Seperti juga si cilik Farel dari Banyuwangi, hiphop cilik ini diorbitkan ke langit yang tinggi.

Para kepala negara tampak menggerakkan kepala. Mereka mengikuti irama hiphop dengan kepala atau tangan mereka. Pun Presiden Jokowi. Terlihat menikmati sekali.

Malam itu mereka menyanyikan Malam Indah karya hiphoper terbaik Indonesia, Iwa K. Bisa jadi, setelah Gala Dinner G20 ini,  mereka ngetop seperti Farel: memuncaki tangga lagu hiphop Indonesia.

Siapa tahu mereka bisa segera bertengger di atas lima besar hiphoper Indonesia: Iwa K, Jogja Hip Hop, Saykoji, dan Kungpow Chickens.

Sayang Presiden Joe Biden tidak hadir di gala dinner. Spekulasi pun meluas: ia harus isolasi. Yakni setelah Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, diketahui positif Covid-19. Padahal Biden mengadakan pertemuan dengan Hun Sen di Kamboja sehari sebelumnya.

Hun Sen sendiri mengatakan sudah setiap hari melakukan tes. Selalu negatif. Ketika tiba di Bali, Hun Sen harus tes lagi: positif.

Maka keesokan harinya Hun Sen kembali ke Kamboja. Biden diberi tahu pemimpin yang baru ia temui itu positif covid.

Hun Sen datang ke G20 sebagai tamu undangan. Ia dalam posisi sebagai ketua ASEAN. Asosiasi-asosiasi negara kawasan memang diundang ke G20. Termasuk asosiasi negara Eropa, Pacific Selatan, Jazirah Arab, dan Afrika.

Isu Biden isolasi itu tentu tidak benar. Kemarin Biden hadir di acara penanaman mangrove di Tahura Ngurah Rai. Biden tampak sehat.

Pun dalam mengemas acara penanaman mangrove kemarin: sangat baik. Giliran Xi Jinping yang tidak hadir. Ia lagi bertemu perdana menteri Australia.

Mereka lagi perang dingin. Bali kelihatannya menjadi perantara berakhirnya ketegangan itu.

KTT G20 Bali pun berakhir kemarin. Mengesankan.

Presiden Jokowi menutupnya dengan bahagia. Jabatan presiden G20 pun berakhir. Ia punya jabatan baru setahun ke depan: ketua ASEAN.

Kelihatannya KTT G20 masih perlu dipertahankan. Selama ini banyak kritik ke G20 sebagai forum yang tidak bisa memecahkan masalah dunia. Lalu diusulkan dibubarkan saja.

Tentu tokoh seperti Emmanuel Macron tidak setuju. Perdana Menteri Prancis itu sangat menikmati Bali.

Seusai gala dinner di Garuda Wisnu Kencana, Macron pilih pulang jalan kaki. Sambil melihat-lihat masyarakat Bali. Mengobrol dengan mereka.

Ia gendong seorang anak kecil. Ia angkat-angkat anak itu. Ia ajak bercanda. Foto itu pun viral sedunia.

Modi tentu juga tidak setuju. Ia terlihat sudah banyak bertanya mengenai acara wah di gala dinner itu. Tentu ia lagi berkhayal apakah tahun depan bisa membuat gala dinner lebih hebat dari Jokowi.

Mungkin kini hanya satu orang yang ingin G20 dibubarkan saja: bukan Si Kebaya Merah. (*)

Simak! Video Pilihan Redaksi:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jenny Mie


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler