jpnn.com, NATUNA - Presiden Jokowi seperti hendak memberi kesan dan pesan untuk Tiongkok dalam kunjungan kerjanya ke Natuna, Kepulauan Riau, Rabu (8/1) siang.
Usai meninjau KRI Usman Harun-359, di Pelabuhan Selat Lampa, Kabupaten Natuna, Jokowi mengatakan bahwa pemerintah akan selalu memastikan hukum terkait hak berdaulat atas kekayaan kekayaan sumber daya laut di Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Indonesia ditegakkan.
BACA JUGA: Presiden Jokowi Tiba di Natuna
"Saya ke sini (Natuna) untuk memastikan penegakan hukum atas hak berdaulat kita (Indonesia), hak berdaulat negara kita atas kekayaan sumber daya alam laut di ZEE," kata Jokowi.
Dia juga menegaskan bahwa keberadaan Badan Keamanan Laut dan TNI AL beserta kapal perang TNI AL adalah untuk menegakkan hukum terhadap para pelanggar wilayah teritorial Indonesia.
BACA JUGA: Tiongkok Anggap Sengketa Laut Natuna Masalah Kecil
"Mengapa di sini hadir Bakamla, mengapa di sini ada Angkatan Laut? Untuk memastikan penegakan hukum yang ada di sini," ujar Jokowi.
TNI AL telah menempatkan lima kapal perang untuk mengamankan perairan di Kepulauan Natuna terkait kapal asing yang dikawal penjaga pantai Tiongkok. Salah satu KRI tersebut ialah Usman Harun-359 yang ditinjau Jokowi dan rombongan.
BACA JUGA: Satu Juara Bertahan Tumbang di Babak Pertama Malaysia Masters 2020
KRI Usman Harun-359 merupakan kapal perang TNI AL dengan sistem manajemen tempur modern yang mumpuni di kelasnya.
Di antara subsistem kesenjataan dan pengendalian yang dimiliki adalah sistem penjejak sasaran yang mampu mengarahkan meriam 76 milimeter Oto Melara Super Rapid Gun dan laras senapan mesin kaliber besar jarak pendek 30 milimeter di lambung kiri-kanan kapal perang buatan Damen-BAE Systems, Inggris itu.
Subsistem yang terakhir ini difungsikan juga sebagai sistem pertahanan pasif kapal dari serangan permukaan dan udara, yaitu sebagai Close-in Weapon System (CIWS) yang memberi tabir peluru jika serangan itu datang.
Kelengkapan system sensor senjata juga dilengkapi dengan EOTs (Electro Optical Tracker System) untuk pengendalian meriam kapal dan pengamatan secara visual oleh kamera video yang ada.
Sebagai jenis frigat, kapal perang ini juga dilengkapi sensor bawah air yang memiliki tingkat akurasi yang baik dalam mendeteksi dan mengklasifikasi kontak bawah air yaitu sonar, yaitu FMS 21/3 Hull Mounted Sonar buatan Thales, Prancis. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adek