Hanya saja, AKP Mas Edy tidak tahu persis korban meninggal jam berapa dan nama rumah sakitnya. Sepengetahuan mantan Kapolsek Muaratembesi ini, korban meninggal dunia di salah satu rumah sakit di Jambi. “Jam berapa dia meninggal dan di rumah sakit mana masih kami konfirmasi, yang jelas korban Muhammad Wahyu telah meninggal dunia,” kata AKP Mas Edy, saat dihubungi via ponselnya, tadi malam (8/12).
Mas Edy mengatakan, peristiwa yang menimpa Muhammad Wahyu berlangsung sekitar pukul 21.20, Kamis (6/12) lalu. Malam itu, Wahyu sedang bermain dengan temannya saksi Hadis, di Lapangan Garuda, Muarabulian. Seorang pria yang belum diketahui identitasnya mendekati korban dan saksi Hadis, lalu terjadi cekcok mulut di TKP yang berujung ke aksi pemukulan.
Muhammad Wahyu dan saksi Hadis awalnya hanya diberi bogem mentah. Tapi pelaku tidak puas. Pelaku kemudian mengambil kayu bulat bekas tenda pramuka yang ada di TKP. Kayu bulat itu diayunkan ke arah korban Wahyu tepat mengena dibagian belakang kepalanya. Seketika itu korban Wahyu terkapar dalam keadaan tidak sadar diri, sementara pelaku langsung melarikan diri.
Melihat temannya terkapar, Hadis berupaya menolong korban dengan membawanya ke Rumah Sakit Umum Hamba Muarabulian. Di rumah sakit milik pemerintah itu, keadaan Wahyu semakin memburuk, keluarganya pun melarikannya ke salah satu rumah sakit di Jambi. “Info yang saya dapat, beberapa jam setelah korban di bawa ke rumah sakit di Jambi, korban langsung meninggal,” kata Mas Edy.
Motif perkara pemukulan ini masih misteri. Pihak kepolisian belum berhasil mengungkap latar belakang aksi maut itu. AKP Mas Edi beralasan, Polsek Kota Bulian belum sempat memeriksa saksi Hadis karena awalnya laporan disampaikan ke Polres Batanghari. “Kasus ini baru kami tangani, awalnya di laporkan ke Polres. Makanya, saksi sampai hari ini belum sempat diperiksa,” terangnya.
Identitas pelaku pemukulan terhadap Wahyu telah dikantongi pihak kepolisian. Hanya saja, pihak kepolisian belum mau membeberkan dengan alasan pelaku belum tertangkap. “ Kalau sudah tertangkap, baru kita informasikan,” kata Mas Edy berkilah.
Mas Edy meluruskan bahwa kasus yang menimpa Wahyu bukan pengeroyokan. Sebab, pelakunya satu orang, tidak lebih dari itu. “Kasus ini murni penganiayaan, bukan pengeroyokan,” cetusnya.
Kepala sekolah SMK Iqro Muarabulian, Gusdi, membenarkan bahwa korban Muhammad Wahyu merupakan siswanya. Pelajar yang tinggal di RT 19 Kelurahan Rengas Condong, Muarabulian itu disebut mengambil jurusan otomotif. “Dia siswa kelas X, jurusan otomotif,” katanya. Sepak terjang keseharian Wahyu disekolah tidak bisa diceritakan Gusdi. “Yang tahu persis gurunya, saya kan tidak turun mengajar,” pungkasnya.(fes)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tertipu Empat Wanita Pelaku Hipnotis
Redaktur : Tim Redaksi