Sebuah sekolah bergengsi di Melbourne menuai kontroversi atas kasus pemecatan wakil kepala sekolah karena memotong rambut seorang siswa. Seorang ahli independen akan ditunjuk untuk meninjau prosedur tata kelola sekolah.

Seorang staf lama dan Wakil Kepala Sekolah ‘Trinity Grammar’, Rohan Brown, pekan lalu diberhentikan karena dianggap "melanggar prosedur pendisiplinan" saat dia memotong rambut seorang anak sebelum sesi foto sekolah.

BACA JUGA: Peneliti Australia Ciptakan Alat Tes Kanker Kulit Daring 90 Detik

Ratusan orang tua dan siswa laki-laki senior dari sekolah Anglikan di Kew, di timur Melbourne, yang marah melabrak dewan sekolah dalam sebuah pertemuan khusus pada hari Jumat (10/3/2018) malam, dan sebanyak 5.163 orang telah menandatangani sebuah petisi daring yang meminta sekolah tersebut untuk "mempekerjakan kembali Brownie".

Dalam sebuah pernyataan pada hari Senin (12/3/2018), Kepala Sekolah ‘Trinity Grammar’, Dr Michael Davies, mengatakan bahwa sekolah tersebut "secara serius memperhatikan tugasnya terhadap siswa, staf dan masyarakat luas"

BACA JUGA: Makin Banyak Warga Melbourne Tanam Sendiri Makanannya

"Kami telah mendampingi secara rutin anak yang terlibat dalam insiden yang terjadi pada bulan Februari lalu itu, selama beberapa hari terakhir. Kami juga telah berhubungan dengan Rohan Brown selama akhir pekan," kata pernyataan tersebut.

Sekolah tersebut mengatakan akan berkonsultasi dengan siswa, staf dan pemangku kepentingan lainnya mengenai penyelidikan independen tersebut.

BACA JUGA: Australia Bantu Kaji Pemicu Gempa Papua Nugini

Penyelidikan berlangsung

Rohan Brown mulai bekerja di Trinity Grammar pada tahun 1987 dan telah diberi pemberitahuan mengenai pemecatannya minggu lalu oleh Ketua Dewan Sekolah, Rockerick Lyle. Photo: Rohan Brown telah bekerja di Trinity Grammar School sejak 1987. (Supplied: Trinity Grammar)

"Sudah jelas sekolah ini mengalami masa-masa sulit dan dewan dan para eksekutif sekolah sangat peduli dengan kasus ini," kata Lyle dalam pernyataan yang dirilis Senin (12/3//2018).

"Kami percaya bahwa dengan membuka diskusi yang masuk akal, konstruktif dan penuh hormat dengan komunitas kami yang prihatin terhadap masalah ini, kami dapat menyelesaikan masalah-masalah kunci untuk melangkah maju."

Sebuah demonstrasi direncanakan di sekolah pada hari Selasa (13/3/2018).

"Kami menghargai dan menghormati hak masyarakat untuk menyuarakan pandangan mereka mengenai masalah ini dan pengaturan telah disiapkan untuk memastikan setiap tindakan potensial yang diambil di hari-hari mendatang dapat diakomodasi dan ada lingkungan yang aman yang diselenggarakan untuk orang-orang yang terlibat saat sekolah tersebut terus beroperasi," kata Dr Davies.

Komite Asosiasi Orangtua sekolah telah menyambut baik tinjauan tersebut dan telah mengirim sebuah surat kepada komunitas sekolah yang mengakui kesusahan yang telah disebabkan oleh pemberhentian tersebut.

"Sebagai sebuah komunitas, kami perlu fokus di masa depan.  Demi anak laki-laki kami, kesejahteraan dan pendidikan mereka, kami meminta Anda untuk tetap tenang dan mendukung proses peninjauan yang sedang berlangsung," kata surat tersebut.

Pada hari Jumat (9/3/2018), seorang mantan anggota  Asosiasi Trinity Old Grammarian, yang ingin tetap anonim, mengatakan kepada ABC bahwa pemberhentian Rohan Brown adalah bagian dari "pertarungan kekuasaan yang jauh lebih besar".

Dia yakin Rohan Brown adalah "rintangan terakhir" yang menghalangi mereka yang ingin mengubah visi dan arah sekolah tersebut.

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.

BACA ARTIKEL LAINNYA... AS Konfirmasi Australia Dibebaskan Dari Tarif Impor Baja

Berita Terkait