jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua Komisi IV DPR, Ibnu Multazam membeberkan mengapa harga-harga bahan pokok pangan di pasaran kerap tidak stabil, alias naik turun. Salah satu penyebabnya adalah karena penguasaan barang dari para petani tidak bisa berjalan lama.
"Salah satu penyebabnya itu karena petani penguasaan barangnya tidak lama. Paling hanya bisa bertahan seminggu, setelah itu sudah bergeser ke pedagang. Karena sudah dikuasai oleh pedagang itu maka ya sudah, harganya di luar kendali," ungkap Ibnu saat diskusi di kantor PKB, Jakarta, Kamis (25/6).
BACA JUGA: Kemacetan Ikut Picu Naiknya Harga-harga
Hal itu dipicu karena para petani tidak mempunyai alat pendingin atau cold storage, untuk menyimpan hasil panennya. Di mana alat pendingin mampu membuat hasil panen, khususnya produk holtikultura bisa bertahan lama. Tak mau mengambil risiko besar, maka para petani langsung melempar hasil panennya ke pasar.
"Misalnya habis panen cabai, dia (petani) nggak akan simpan sampai dua mingguan, pasti busuk karena dia nggak punya cold storage. Jadi pasti langsung diserahkan pada penjual, pada saat panen raya beras juga gitu. Mereka nggak akan simpan lama karena khawatir akan jelek kualitasnya," papar Ibnu.
BACA JUGA: Jelang Lebaran, BI Siapkan Uang Tunai Rp 125,2 Triliun
Karena itulah, para pedagang bisa seenak udelnya menaikkan harga. "Kadang-kadang di pasaran harganya nggak nyambung. Misalnya bawa merah dari petani hari ini Rp 8 ribu, di pasar bisa sampai Rp 15-18 ribu. Hal seperti ini juga harus dipikirkan pemerintah," tandas Ibnu. (chi/jpnn)
BACA JUGA: Ketekunan Wanita Pengusaha Kaligrafi, Sampai Ekspor ke Malaysia dan Brunei
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pimpin Hipmi Jaya, Ersandria Dapat Dukungan Penuh
Redaktur : Tim Redaksi