jpnn.com, SAMARINDA - Masih banyak pekerja dan buruh di Kalimantan Timur yang belum mengetahui program rumah subsidi yang dicanangkan pemerintah.
Federasi Serikat Pekerja Perkayuan dan Kehutanan Indonesia (FS Kahutindo) Kalimantan Timur mengaku tak diajak berembuk mengenai program itu.
BACA JUGA: Bangun Klaska Residence, Sinarmas Land Fokus Fasilitas Umum
“Sampai saat ini belum ada kami dilibatkan. Jadi, bagaimana mau mengawasi kalau begitu (tidak dilibatkan). Kami sendiri saja belum tahu lokasi perumahan itu di mana,” terang Ketua DPD FS Kahutindo Kaltim Sukarjo, Senin (22/5).
Sukarjo menambahkan, pihaknya seharusnya dilibatkan dalam program itu.
BACA JUGA: Gagas Apartemen Bebas Narkoba, Developer Gandeng BNN
Menurutnya, mekanisme pembelian, pembiayaan, hingga lokasi pembangunan harus disosialisasikan kepada pekerja dan buruh melalui asosiasi.
“Jauh berbeda kondisinya kalau kami dilibatkan. Yang tidak berhak pasti ketahuan,” sebutnya.
BACA JUGA: Perumnas Luncurkan Hunian Murah, Harga Mulai Rp 199 Juta
Dia mengatakan, sebanyak 85 persen pekerja dan buruh di Kaltim tak memiliki hunian pribadi.
Anggota Kahutindo di Kaltim sebanyak 34 ribu. Artinya, sebanyak 28,9 ribu buruh masih menyewa.
Sedangkan rata-rata gaji pekerja mencapai Rp 2,4 juta per bulan.
“Kalau mau program itu berjalan sesuai jalur dan serius menggulirkan, lakukan inventarisasi dan identifikasi calon penerima dari awal,” ucap dia.
Menurut Sukarjo, situasi akan menjadi sulit ketika pemerintah melepaskan seluruhnya pembangunan kepada pengembang.
Pada akhirnya, pemerintah sulit mengawasi perekrutan dan distribusi rumah murah tersebut.
“Ini akhirnya dimanfaatkan makelar. Yang tidak berhak justru yang memiliki,” tutur Sukarjo. (ril2/rom/k8)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Keindahan Derawan Pukau Wisatawan Tiongkok dan Jepang
Redaktur : Tim Redaksi