jpnn.com, TANGSEL - Pandemi virus corona tidak membuat masyarakat melupakan budaya makan ketupat, opor ayam, dan rendang di lebaran Idulfitri. Mereka berusaha memasak menu tersebut meski hanya untuk keluarga inti.
"Masak rendang, opor ayam, dan ketupat. Sedikit saja masaknya, enggak terima tamu kan," kata Ibu Ori, warga Pamulang kepada JPNN.com, Sabtu (23/5).
BACA JUGA: Update Corona 23 Mei: Tiga Hari Berturut-turut Jatim Pegang Rekor
Biasanya kata nenek tiga cucu ini, dia selalu menyediakan menu lebih dari tujuh macam. Pasalnya, Ibu Ori ini anak tertua dan selalu jadi tempat kumpul saudara-saudaranya. Belum lagi kedua anaknya yang sudah berumah tangga selalu lebaran di rumahnya.
Namun, tahun ini, dia hanya lebaran bersama suami dan salah satu cucunya. Kedua anaknya tidak bisa ke rumahnya karena ada pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
BACA JUGA: Update Corona 23 Mei: Fakta Mengecewakan soal Pasien Sembuh
"Anak saya kerja di Semarang, satunya lagi di Yogjakarta. Enggak bisa ke sini. Sedih sih cuma mau bagaimana lagi. Besok video call saja,' ucapnya dengan nada sedih.
Bukan hanya Ibu Ori yang menyiapkan tiga menu wajib lebaran, lainnya juga demikian. Alhasil banyak yang antri di tempat parut kelapa.
BACA JUGA: Pandemi Corona, Lulusan Akmil 2000 Bantu Masyarakat
Pedagang kelapa pun menaikkan harga dari Rp 8 ribu menjadi 12 ribu. Itupun ukuran kecil.
"Sudah biasa kalau lebaran orang-orang antri begini. Belinya paling sedikit dua butir," ujar pedagang kelapa, kawasan Modernhill Pondok Cabe, Tangerang Selatan.
Dia tampak kewalahan karena yang beli banyak. Terdengar obrolan emak-emak yang saling cerita mau masak rendang daging, opor ayam, ketupat.
Tidak sedikit pula yang memilih masak rendang jengkol ketimbang daging sapi.
"Biar corona, tetapi rendang, opor dan ketupat wajib ada di meja saat lebaran. Besok kan hari kemenangan umat Islam," celetuk seorang ibu berperawakan gemuk sambil tertawa. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad