jpnn.com, JAKARTA - Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud menegaskan bahwa warga Kalimantan mendukung penuh pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) dari DKI Jakarta ke Kalimantan Timur.
Pemindahan ibu kota bahkan dinilai lebih realistis daripada ide membangun 40 kota setaraf Jakarta.
BACA JUGA: Soal 40 Kota Setara Jakarta, Anies: Bukan Membangun dari Nol Seperti IKN
“Saya sebagai kepala daerah berani mengatakan kalau membangun 40 kota setaraf Jakarta itu tidak logis,” ucap Rahmad dalam keterangannya, Senin (25/12).
Menurut dia, bahkanKepala daerah saja selama 10 tahun belum tentu bisa mengubah desa menjadi kota.
BACA JUGA: Debat Gibran Vs Mahfud soal Investor dan Dana APBN untuk IKN, Siapa yang Benar?
Alumnus Universitas Tri Dharma Balikpapan itu menyinggung seputar ancaman yang muncul dari tidak meratanya ekonomi, seperti keinginan untuk memisahkan diri dari Indonesia sebagaimana yang pernah terjadi di Aceh dan Papua.
Ide-ide separatisme kerap muncul karena pemerintah pusat terlalu mengeksploitasi kekayaan daerah tanpa memperhatikan prinsip-prinsip keadilan.
“Hampir Rp 600 triliun dalam APBN itu berasal dari bumi Kalimantan Timur. Pemerataan merupakan cara untuk mewujudkan Indonesia Maju 2045 melalui pembangunan yang tidak hanya terpusat di Jawa,” tuturnya.
Lebih lanjut, Rahmad membeberkan faktor sosiologis yang menjelaskan dukungan warga Kalimantan terhadap pemindahan ibu kota.
Salah satunya adalah fakta sejarah bahwa Kalimantan pernah menjadi pusat Nusantara sebelum Negara Kesatuan Republik Indonesia berdiri.
“Kerajaan tertua di Nusantara adalah Kutai, ada di Kalimantan. Kerajaan yang mengenal agama pertama, dan salah satunya Islam yang terbesar, ada di Kalimantan. Inilah yang menjadikan warga Kalimantan yakin bahwa sudah ada tanda-tanda kalau pemindahan ibu kota bisa mengembalikan kejayaan peradaban kita,” ungkap dia.
Politisi Golkar itu berterima kasih kepada calon wakil presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, yang menggaungkan aspirasi warga Kalimantan dalam debat cawapres, pada Jumat (22/12).
Dia mengapresiasi bagaimana Gibran menarasikan pembangunan IKN bukan sekadar upaya pemerataan ekonomi, tapi juga sebagai simbol Indonesia sentris yang tidak terpusat di Pulau Jawa.
“Apa yang disampaikan Mas Gibran dalam debat kemarin, khususnya soal IKN dan pemerataan, adalah simbol ‘perlawanan’ anak muda untuk bangkit,” tambahnya.
Adapun, pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar diketahui tak setuju pemindahan ibu kota.
Dalam debat cawapres, Muhaimin bahkan menyebutkan dibandingkan membangun ibu kota, lebih baik mengembangkan ibu kota agar setara Jakarta. (mcr4/jpnn)
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi