jpnn.com - BANDUNG – Pemerintah Kota Bandung saat ini tengah fokus dalam perbaikan Ruang Terbuka Hijau (RTH) seperti di Babakan Siliwangi dan Tegalega. Namun beberapa RTH masih harus dibenahi, misalnya di Gasmin, Gedebage, dan sebagainya.
Hal tersebut dikatakan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil saat membahas mengenai penjurian RTH bersama dinas-dinas di Hotel Anggrek, Jalan Seram Bandung, kemarin (20/4).
BACA JUGA: Dituding Manipulasi Suara, Ketua PPK Tonjok Ketua Panwascam
Rencananya, desain pembenahan RTH akan dibuat sayembara. "Khusus yang akan disayembarakan itu adalah sayembara penataan Babakan Siliwangi dan kolam renang Sabuga akan kita tata ulang menjadi sesuatu yang lebih hijau. Kemudian untuk Tegalega sendiri selain untuk hutan Kota, akan ada aspek historis dan rekreasi aktif," ucap pria yang akrab disapa Emil ini.
BACA JUGA: Jenguk Napi, Malah Dijebloskan ke Bui
Adapun sayembara tersebut ditujukan kepada masyarakat umum, mahasiswa, profesional, kelompok atau perorangan. Lebih lanjut Ridwan mengatakan, di Tegalega sendiri akan dilakukan dua sayembara. Pertama, sayembara pertama penataan Tegalega dan yang kedua sayembara menara Bandung.
"Khusus di Tegalega, karena sejauh ini rekreasi aktifnya tidak optimal, makanya kita akan lakukan dua sayembara. Ada sayembara penataan Tegalega dan sayembara menara Bandung landmark Kota yang bisa terlihat dari jarak jauh untuk masyarakat," tambah Ridwan.
BACA JUGA: Pembuang Pasien Rumah Sakit Segera Diadili
Ia menginginkan, Tegalega menjadi ruang publik yang aktif dan dikenal sebagai kawasan instalasi seni. Sebab ia melihat konsep ruang publik di luar negeri yang bukan hanya pasif, namun juga bisa menjadi ruang aktif yang bisa dinikmati oleh warga.
"Kita ingin Tegalega itu benar-benar bisa dinikmati oleh warga dan menjadi ruang yang aktif. Sejauh ini kan masih pasif, kami mengaharapkan banyak warga yang menikmati tempat itu. Ruang aktif di kita ini kurang kebanyakannya pasif dan terbengkalai," ucapnya.
Menurutnya, sejauh ini peserta lomba sayembara yang sudah mendaftar kurang lebih sebanyak 208 peserta dari seluruh Indonesia. Untuk sayembaranya sendiri sambung Ridwan, akan dilakukan dalam dua tahap. Pertama, akan dipilih sepuluh pemenang dan tahap berikutnya dipilih satu sampai tiga.
Dalam lima tahun ini, kata Ridwan, Pemkot Bandung tidak mau lagi melihat kawasan-kawasan yang terlantar dan kurang aktif. Hal tersebut dimulai dari penataan Baksil dan Tegalega. "Hutan Kota itu mempunyai dua fungsi, pertama fungsi ekologis dan yang kedua fungsi sosial, maka dengan begitu kita bisa melahirkan ruang-ruang yang aktif," pungkasnya.
Sementara itu saat disinggung mengenai penataan PKL yang menuai banyak protes, Ridwan menuturkan pada Minggu ini pihaknya sedang mempersiapkan tenda-tenda di Monumen Perjuangan. Adapun tenda tersebut sudah sudah ada pengaturnya, maka hal ini akan memudahkan pihak Pemkot Bandung untuk mengatur para PKL mingguan.
"Minggu ini kita sedang mengadakan tenda-tenda di Monumen Perjuangan, dan itu sudah ada pengaturnya jadi mudah," ucapnya.
Meski begitu kata Ridwan, memang tidak mudah mengatur ribuan PKL dengan personil yang jumlahnya kalah banyak. "Jumlah nya itu ada 2.000 orang, sementara kita petugasnya hanya menerjunkan 160 orang dan itu saya pikir masih kurang. Ada yang berhasil ada juga yang gak berhasil tapi kita terus usaha sampai ketemu sebuah konsep dimana para pedagang ditata di kavling-kavling 2x2 meter," paparnya.
Namun Ridwan mengaku, untuk pengadaan tenda masih membutuhkan biaya. "Sedang kita upayakan, ada juga pihak ketiga yang mau menyumbang," ucapnya. (oka)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PDIP Pastikan jadi Oposisi
Redaktur : Tim Redaksi