Walikota Pontianak Surati Konsulat Malaysia

Senin, 29 Oktober 2012 – 17:32 WIB
PONTIANAK – Walikota Pontianak Sutarmidji, Senin (29/10), melayangkan langsung surat kepada Konsulat Malaysia di Pontianak Kalimantan Barat, terkait dua Tenaga Kerja Indonesia, Frans Hiu dan Dharry Hiu yang divonis mati di negeri tetangga itu.

Kedatangan Sutarmidji yang didampingi Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Pemerintah Kota Pontianak, Syaiful Rahman itu langsung diterima Konsul Malaysia, Khairul Nazran.
Surat itu pada intinya agar kedua TKI warga Kota Pontianak tersebut mendapatkan keadilan yang seadil-adilnya sesuai dengan kejadian yang sebenarnya.

"Surat ini tidak ada salahnya kita sampaikan kepada mereka (Konsul Malaysia) sebagai bentuk keprihatinan warga Pontianak," ujar Sutarmidji, usai pertemuan, Senin (29/10).
Dijelaskan Midji, Konsul Malaysia menjelaskan kepadanya bahwa kalau melihat kasus ini, prosesnya masih sangat panjang.

"Menurut Konsul, paling cepat itu 19 bulan. Bahkan ada kasus yang baru diputus oleh Mahkamah Persekutuan hingga tujuh tahun lamanya," kata Ketua DPC Partai Persatuan Pembangunan Kota Pontianak itu.

Midji juga menjelaskan, proses yang dilalui dalam kasus ini masih sangat panjang. Menurutnya, masih ada lagi proses melalui Mahkamah Rayuan untuk tingkat banding. Setelah putusan Mahkamah Rayuan, masih ada tingkat Mahkamah Persekutuan atau di Indonesia disebut juga sebagai kasasi.

Midji menegaskan, setelah putusan Mahkamah Persekutuan nanti, masih ada lagi pemberian grasi atau pengampunan dari Sultan atau Raja. "Karena kasusnya di negeri Selangor maka kalau minta pengampunan pun setelah putusan Mahkamah Persekutuan itu kepada Raja Selangor," beber dia.

Karenanya, dengan melihat struktur kasus tersebut, Mijdi optimis kedua TKI itu bisa lepas dari hukuman gantung.

"Semuanya tergantung bagaimana upaya pemerintah pusat dan Kementerian Luar Negeri RI menyiapkan pengacara yang handal untuk mengungkap dan membuktikan kejadian yang sebenarnya," katanya.

Bahkan, dia yakin, karena hubungan baik antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Malaysia, ada titik cerah untuk yang bersangkutan terbebas dari hukuman gantung.

Seperti diketahui, dua TKI kakak beradik yang berprofesi sebagai penjaga playstation di Malaysia, dituduh membunuh pada Desember 2010 silam. Kemudian, pada Oktober 2012 keduanya divonis hukuman gantung sampai mati. Pihak Frans dan Dharry kemudian melakukan banding di Mahkamah Rayuan, Selangor, Malaysia. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ngejar Pengendara, Polisi Terbakar

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler