jpnn.com, AMBON - Kapolresta Ambon dan Pulau-pulau Lease Kombes Raja Arthur Simamora mengaku sering mewanti-wanti anak buahnya agar sebagai polisi harus siap menjadi keset kaki.
Dia menjelaskan maksud dari arahan tersebut adalah sebagai seorang polisi ketika dicaci-maki tetap harus terbuka dalam melayani masyarakat.
BACA JUGA: Sejumlah Perempuan jadi Korban Penipuan Polisi Gadungan Modus Hipnotis
"Tetap welcome, karena itu sudah menjadi bagian dari tugas kita sebagai pelayan masyarakat," tegas Kombes Raja Arthur saat menjaring aspirasi bersama masyarakat dan tokoh agama di Kecamatan Leihitu lewat program Jumat Curhat.
Dalam kesempatan itu, Raja Negeri Wakal Ahaja Suneth meminta aparat Polsek Leihitu untuk proaktif melakukan razia minuman keras yang selalu menjadi pemicu masalah kamtibmas di wilayahnya.
Tokoh adat Negeri Hitu Messing Saleh Slamat berharap ada penambahan personel anggota Polsek Leihitu yang saat ini jumlahnya minim dan menyarankan personel polisi giat melaksanakan patroli.
Salah satu staf Negeri Hitu Lama, Idris Ruhunussa mengatakan selama kejadian-kejadian gangguan kamtibmas di Jazirah Leihitu, tindakan yang diambil personel polisi terkesan lambat, karena harus menunggu perintah dari pimpinan.
"Kepada raja di jazirah dalam konsep pemerintah negeri terdapat dua tipe kepemimpinan, ada raja yang diakui oleh masyarakat dan ada yang tidak sehingga menjadi kendala ketika terjadi keributan antara negeri dan kelompok yang tidak mengakui raja. Inilah yang sering membuat masalah," beber Idris.
Kepala Pemuda Negeri Wakal, Hasan Wael menyarankan sekecil apa pun persoalan yang dilaporkan warga ke polsek harus ditindaklanjuti.
"Kalau terjadi masalah pelakunya langsung diserahkan, jangan dilindungi, masak harus mengorbankan orang banyak untuk perbuatan orang per orang," saran Hasan. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi