Wapres Harap Indonesia Mengajar Tidak Diambil Alih Pemerintah

Kamis, 12 Juni 2014 – 06:42 WIB
Anies Baswedan. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Sejak diluncurkan pada akhir 2009 lalu, tidak terasa program Indonesia Mengajar sudah mencapai angkatan ke-8.

Kemarin (11/6), Wapres Boediono melepas angkatan ke-8 para pengajar muda. Mereka akan ditempatkan di 10 Kabupaten. Dalam kesempatan tersebut, Boediono dinobatkan sebagai anggota kehormatan Korps Pengajar Muda Indonesia Mengajar.

BACA JUGA: Dua Profesor dan Satu Doktor Ajari Kepsek soal Kurikulum 2013

Penghargaan ini diberikan setelah Wapres Boediono berturut-turut melepas delapan angkatan Pengajar Muda yang telah berjalan sejak program Indonesia Mengajar diluncurkan.

Pendiri Indonesia Mengajar Anies Baswedan mengatakan bahwa Wapres Boediono telah mendukung ide program tersebut, bahkan ketika masih di tataran iden saat yang bersangkutan belum menduduki jabatan sebagai Wapres.

BACA JUGA: Sejak Awal, Jokowi Tolak UN SD-SMP

"Di balik piagam ini tercatat pengabdian penuh ketulusan dari Prof. Dr. Boediono pada kemajuan pendidikan Indonesia melalui dukungannya pada Gerakan Indonesia Mengajar. Maka ijinkan dengan rendah hati kami menghormatinya selalu sebagai Anggota Kehormatan Korps Pengajar Muda. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa menggunakan kuasa-Nya untuk menjaga kesucian niat pengabdiannya," papar Anies.

Atas penghargaan tersebut, Wapres Boediono mengucapkan terimakasih. Dia memaparkan, sejak awal pihaknya meyakini bahwa dukungan terhadap program Indonesia Mengajar adalah sumbangan yang akan berdampak sangat panjang terhadap cita-cita pendidikan nasional.

BACA JUGA: Anggaran Kemendikbud Susut Rp 20 Triliun

"Saya menyampaikan penghargaan saya kepada anda semua, terutama pada seluruh staf yang mengelola Indonesia Mengajar yang dedikasinya luar biasa," kata Wapres.

Boediono melanjutkan, pihaknya berharap agar program Indonesia Mengajar bisa mempertahankan sisi independensi dari pemerintah pusat untuk seterusnya. Sekalipun, alokasi dana dari daerah tentu dibutuhkan untuk menyukseskan program-program di lapangan. Sebab, jika program tersebut diambil alih pemerintah, maka akan ruwet.

"Jangan masuk APBN, maka ini nanti bakal ruwet. Saya tahu APBN ruwet, tapi dukungan dari APBD masih dibutuhkan. Saya lihat programnya sangat bagus. Program yang menjangkau penduduk kita tanpa lewat jalan berliku-liku," ujarnya.

Sementara, kepada para pengajar muda, Boediono berpesan agar mereka mampu menjalani tantangan mengajar di daerah terpencil. Dia juga meminta agar para pengajar muda tersebut mampu menjadi agen perubahan di daerah tempat dimana mereka ditempatkan.

"Sebagai bagian dari proses pematangan Anda sendiri, menggembleng menyiapkan Anda semua sebagai calon pemimpin bangsa. Jadilah pemimpin yang matang, yang mengerti bagaimana kehidupan rakyat di berbagai pelosok nusantara, bukan pemimpin karbitan," imbuhnya. (Ken)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menguat, Wacana Dikti Pisah dari Kemendikbud


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler