Waralaba Asing Makin Ekspansif

Senin, 24 Desember 2012 – 03:49 WIB
SURABAYA - Waralaba atau franchise asing kian ekspansif menyasar pasar domestik. Menurut Asosiasi Franchise Indonesia, gencarnya waralaba asing masuk Indonesia itu karena ditunjang pertumbuhan jumlah kelas menengah yang terus meningkat. Hampir sebagian besar didominasi bidang makanan minuman.

Direktur Operasional PT Bintang Indo Jaya selaku master franchise Roti Boy wilayah Surabaya dan Bali, Adhi Setya, mengatakan bahwa potensi waralaba di sektor makanan minuman masih sangat besar. Saat ini total gerai Roti Boy yang berasal dari Malaysia itu sebanyak 20 gerai. Antara lain 12 gerai di Surabaya dan 4 gerai di Bali.

"Tahun depan, kami berencana membuka 4 gerai baru. Bagaimana pun kami akan terus ekspansi, agar lebih dikenal masyarakat," katanya di sela peresmian gerai di Bandara Juanda, Minggu (23/12). Disebutkan, investasi untuk membuka satu gerai bisa mencapai Rp 1 miliar.

Untuk itu tahun depan, pihaknya mematok pertumbuhan sebesar 10 persen. Dikatakan, proyeksi itu lebih rendah daripada tahun ini yang mencapai 14 persen. "Selain persaingan yang makin ketat, ada tekanan dari kenaikan TDL dan pembatasan konsumsi BBM," tandas Adhi.

Secara terpisah, ketua Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) Anang Sukandar mengatakan, waralaba asing bakal mendominasi pada tahun depan. Diperkirakan, pertumbuhan jumlah merek franchise asing bisa meningkat 7-8 persen. Tercatat jumlah merek waralaba asing sebanyak 350 merek.

"Tahun depan, saya perkirakan jumlah waralaba asing bisa mencapai 400 merek. Kedatangan mereka bukan tanpa alasan, mereka melihat ada pertumbuhan jumlah kelas menengah dan itu menjadi target market bagi waralaba asing. Ditambah, konsumsi domestik diperkirakan juga mengalami peningkatan," sebutnya.

Menurut ia, waralaba asing bakal lebih gencar timbang lokal. Karena, pertumbuhan waralaba lokal diprediksi kurang dari 2 persen. Sedangkan, sekarang jumlah waralaba lokal hanya sekitar 100 merek.

"Hampir sebagian besar motivasi waralaba lokal mencari keuntungan dalam waktu singkat, padahal untuk membangun merek dalam waralaba perlu waktu lama. Berbeda dengan waralaba asing, sebelum masuk ke Indonesia, mereka sudah cukup kuat," ungkapnya.

Malah, waralaba yang pertumbuhannya besar untuk jenis business opportunity. Biasanya, modal yang dibutuhkan mengembangkan business opportunity tidak sebesar waralaba.

"Kalau pertumbuhan business opportunity bisa mencapai 8 persen," sebutnya. AFI mencatat jumlah merek yang bergerak di business opportunity sebanyak 1.700 merek. (res)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Indosat Luncurkan Program Liburan

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler