Warga Adat Toinaman MBD Mengaku Diadang Aparat Saat Hendak Sampaikan Aspirasi Kepada Jokowi

Minggu, 18 September 2022 – 19:23 WIB
Warga adat tujuh mata rumah Toinaman Kota Tiakur, Pulau Moa, Kabupaten Maluku Barat Daya (MTB) Provinsi Maluku mengaku diadang aparat saat hendak menyampaikan aspirasinya kepada Presiden Jokowi pada Kamis (15/9/2022). Foto: Dokumentasi Warga adat tujuh mata rumah Toinaman

jpnn.com, JAKARTA - Warga adat tujuh mata rumah Toinaman Kota Tiakur, Pulau Moa, Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) Provinsi Maluku mengaku diadang aparat saat hendak menyampaikan aspirasinya kepada Presiden Jokowi pada Kamis (15/9/2022).

"Warga kecewa lantaran spanduk ucapan selamat datang kepada Jokowi sebagai presiden kebanggaan kami dilarang untuk dibentangkan,”"kata Kepala Suku 7 Mata Rumah Toinaman, Geradus Tanpatty dalam keterangan tertulis diterima pada Minggu (18/9).

BACA JUGA: Berbalas Pantun dengan Warga Kaltara, Gus Halim: Adat Istiadat Desa Kekayaan Luar Biasa

Menurut Geradus, pihaknya sudah memperlihatkan kepada aparat tulisan spanduk ucapan selamat datang ke Jokowi.

Dia menyebut tulisan spanduk tersebut sama sekali tidak bertentangan apalagi bersifat penolakan.

BACA JUGA: Kemensos Dorong Percepatan Vaksinasi Bagi Warga Rentan dan Masyarakat Adat yang Tak Punya NIK 

"Selamat datang Bapak Presiden Joko Widodo di Negeri Toinaman, Kota Tiakur, Kabupaten Maluku Barat Daya. Sangat bangga memiliki Presiden Bapak Joko Widodo. Hari ini menjadi catatan sejarah, Bapak Joko Widodo (Presiden, red) pertama kali menginjakkan kaki di Pulau Moa, adat leluhur pulau terluar Indonesia,” kata Geradus membacakan tulisan dalam spanduk yang ingin disampaikan sebagai bentuk aspirasi kebanggaan warga adat kepada Presiden Jokowi.

Menurut Geradus, sesungguhnya warga senang dan bangga karena baru pertama kali sepanjang sejarah, seorang Presiden menginjakkan kakinya di wilayah yang berbatasan langsung dengan Timor Leste dan Australia tersebut.

BACA JUGA: Sandiaga Uno Beri Bantuan Modal Kepada Pegiat Seni di Maluku

“Sayangnya rencana kami menyambut Presiden Jokowi beserta rombongan yang akan melintas di jalan, diperlakukan secara represif, kami dilarang oleh sejumlah aparat keamanan,” kata Geradus.

Geradus menyebut peristiwa pengadangan warga adat 7 mata rumah Toinaman Kota Tiakur itu terlihat dari video yang beredar.

Tampak di video sejumlah aparat berseragam kepolisian dan TNI mendesak warga untuk tidak membentangkan beberapa spanduk jika Jokowi dan rombongan melintas.

Kepala Dusun Toinaman, Silas Tutupahar juga sangat antusias menyambut dan menyampaikan aspirasi ke Jokowi.

Dia berharap Presiden Jokowi bisa mendengar dan melihat secara langsung dari warganya yang berada di daerah terluar di Indonesia ini.

“Kedatangan Bapak Presiden ini mengobati kerinduan kami. Jadi, di kesempatan yang baik ini, kami juga ingin sampaikan aspirasi kami kepada Bapak Presiden supaya tidak hanya dengar dari apa yang disampaikan pejabat pemerintah daerah, tetapi juga mendengar langsung dari masyarakat,” ungkap Silas.

Namun, kata Silas, niat baiknya tidak terlaksana lantaran sejumlah aparat melarang spanduk itu dibentangkan di hadapan Jokowi.

“Ini sama saja dengan bapak melakukan aksi,” kata Silas, menirukan suara dari aparat.

“Ini negara hukum pak. Kalau begitu ini diamankan saja di pos,” kata Silas lagi mengulangi suara aparat yang didengarnya.

“Bapak silakan berdiri di sini, tetapi spanduknya jangan dibentangkan!” perintah aparat masih dalam rekaman suara.

Sejumlah warga tetap ngotot ingin membentangkan spanduk yang memang sudah mereka persiapkan jauh-jauh hari.

Namun aparat tetap melarang dan bertindak represif kepada warga adat 7 mata rumah Toinaman Kota Tiakur tersebut.

Kendati tak diperbolehkan menyampaikan aspirasi secara langsung saat Jokowi berada di  kota Tiakur, warga adat 7 mata rumah Toinaman tetap berencana menyampaikan aspirasinya ke orang nomor satu di Indonesia ini.

Silas berencana membuat surat terbuka untuk Jokowi.

Adapun surat terbuka itu menyangkut keberadaan lahan mereka seluas 350 hektare yang sudah mereka serahkan secara cuma-cuma untuk pembangunan. Namun sayangnya mereka merasa ada upaya-upaya dari segelintir pihak yang ingin menggusur dusun mereka.

“Kami akan membuat surat terbuka kepada Bapak Presiden Joko Widodo di Jakarta atas semua yang kami alami di Toinaman Kota Tiakur Kabupaten Maluku Barat Daya,” pungkas Silas.(fri/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler