jpnn.com - PALEMBANG - Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera Selatan memeriksa petugas jaga yang bertugas saat peristiwa kaburnya warga binaan di Lapas Kelas IIB Kayuagung, Sabtu (21/12) sekitar pukul 03.30 WIB.
Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Sumsel bahkan sudah mendatangi Lapas Kelas IIB Kayuagung untuk menyelidiki peristiwa kaburnya sejumlah warga binaan tersebut.
BACA JUGA: Ini Identitas 7 Tahanan Kabur dari Rutan Salemba
"Petugas jaga diperiksa, jika nantinya ditemukan unsur kelalaian, sesuai SOP jika bersalah pasti akan diberikan sanksi berupa disiplin," kata Kepala Subbagian Hubungan Masyarakat Kanwil Kemenkumham Sumsel Hamsir, Senin (23/12).
Awalnya ada lima warga binaan yang kabur, yakni Taufik Hidayat, Herli Dewanto, Edi Irawan, Joko Iskandar dan Muhammad Hengki Mirianto. Namun, saat berupaya kabur, Joko Iskandar terjatuh dan terluka, sedangkan Hengki Mirianto tidak sanggup melanjutkan pelariannya.
BACA JUGA: INW Desak Investigasi Menyeluruh Atas Kaburnya 7 Pelaku Narkoba dari Lapas Salemba
"Dari tiga warga binaan yang kabur, satu sudah ditangkap dan dua lagi masih dalam pengejaran petugas gabungan Polres OKI dan Lapas Kelas IIB Kayuagung," kata Hamsir.
Dia menjelaskan bahwa saat kejadian, Kayuagung sedang dilanda hujan. Salah satu warga binaan diduga merusak pintu straf sel menggunakan alat yang belum teridentifikasi.
BACA JUGA: Brigadir Tri Yudha Gugur Dianiaya OTK, Aiptu Hidayat Terluka, Pistol Dibawa Kabur Pelaku
Setelah merusak pintu straf sel, mereka saling dukung memanjat menuju atap blok C.
"Kemudian mereka turun ke belakang blok C dengan menggunakan tali yang sudah mereka siapkan,"kata Hamsir.
Setelah turun, lanjut Hamsir, kelima warga binaan langsung menuju ke brandgang, lalu menggali tanah di bawah pagar pembatas.
Namun, Joko terjatuh dan terluka, kemudian Hengki Mirianto tidak sanggup melanjutkan pelarian.
"Tiga lainnya berhasil melarikan diri dengan menaiki Pos 2 dan menuju samping kanan lapas," terang Hamsir.
Dia menambahkan menjelang subuh atau sekitar pukul 04.15 WIB, salah satu warga binaan melihat ada orang berada di luar, dan langsung berteriak sehingga petugas yang mengetahui langsung berdatangan.
Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa kaburnya warga binaan lapas itu disebabkan adanya kelalaian petugas jaga, baik itu mengantuk dan lain sebagainya.
Sebab, peristiwa itu terjadi pada jam-jam rawan.
"Jam 03.30 sampai subuh ini jam-jam rawan mungkin petugas kami ada yang mengantuk, setelah mau subuh baru tahu kalau ada orang yang mau keluar manjat tembok itupun setelah warga binaan lain berteriak," ungkap Hamsir. (mcr35/jpnn)
Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Cuci Hati