Warga Bogor Keluhkan Pasar Tumpah di Jalan Merdeka, Macet dan Bau Sampah

Selasa, 10 September 2024 – 20:30 WIB
Pasar kaget atau pasar tumpah kerap menjadi biang kerok kemacetan. Ilustrasi macet: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, BOGOR - Warga Kampung Ciwaringin, Kecamatan Bogor Tengah, mengeluhkan kondisi pasar tumpah di Jalan Merdeka yang makin hari menimbulkan banyak masalah.

Pasar yang beroperasi dari malam hingga pagi ini menyebabkan kemacetan lalu lintas, tumpukan sampah, serta aksi premanisme yang meresahkan.

BACA JUGA: Sahabat Sandi Beri Akses Pemasaran Kepada UMKM Dari Berbagai Kota di Pasar Tumpah

Boy, warga RT 2 RW 5 Kampung Ciwaringin, mengatakan bahwa pasar tumpah tersebut sudah ada selama bertahun-tahun tanpa tindakan tegas dari pemerintah setempat.

"Kami sudah berkali-kali melaporkan ke Pemkot Bogor, tetapi tidak ada tindakan yang jelas. Sampai saat ini kemacetan dan sampah menjadi masalah besar," ungkapnya, Selasa (10/9).

BACA JUGA: Pasar Tumpah jadi Titik Macet Jalur Mudik di Karawang, Nih Lokasinya

Selain kemacetan, Boy juga mengeluhkan bau tidak sedap yang berasal dari tumpukan sampah sisa pasar yang dibiarkan begitu saja.

"Sampah itu menumpuk dan bau, sudah pasti mengganggu pemukiman warga," lanjut Boy.

BACA JUGA: Program Sembako Murah Pasar Tumpah Dibuka, Beras 5 Kg Cuma Rp 32 Ribu

Tidak hanya masalah sampah, aksi premanisme juga sering terjadi di lokasi tersebut. Beberapa pedagang, lanjut Boy, telah mengeluhkan pungutan liar.

Para pedagang dipaksa membayar antara Rp 150 ribu hingga Rp 300 ribu untuk bisa berjualan, dengan ancaman kekerasan jika tidak membayar.

"Pedagang di sana sering diintimidasi, bahkan ada yang diancam dengan senjata tajam dan senjata api," tambah Boy.

Menurut informasi yang diterimanya, ada pedagang yang tewas akibat pembacokan yang dilakukan oleh anggota ormas tersebut.

Meski beberapa pedagang sebenarnya bersedia direlokasi, mereka takut karena intimidasi dari ormas yang menguasai pasar tumpah tersebut.

"Kami berharap pemerintah mau merelokasi pasar ini dan menertibkan premanisme yang makin merajalela. Warga sudah sangat resah," ungkapnya. (jlo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler