Warga Desa Bentrok Saat Lebaran Gara - Gara Suara Knalpot, Dua Tewas

Jumat, 07 Juni 2019 – 13:44 WIB
Tawuran antarwarga. Foto/ilustrasi: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, KENDARI - Lebaran di Desa Gunung Jaya, Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra) bukannya damai dan tenteram malah berlangsung mencekam.

Massa dari desa tetangga, Sampuabalo, datang menyerang. Bentrokan masal pun tak terhindarkan. Akibatnya, 2 orang tewas dan 87 rumah hangus.

BACA JUGA: Lebaran, Dua Kelompok Warga Terlibat Tawuran di Jakarta Pusat

Berdasar laporan Kendari Pos, kerusuhan tersebut terjadi Rabu (5/6). Kapolda Sultra Brigjen Pol Iriyanto mengatakan, bentrokan itu dipicu konvoi kendaraan pemuda Desa Sampuabalo.

BACA JUGA : 2 Ormas Bentrok di Pasar Kebon Kembang Gegara Berebut Lahan Parkir

BACA JUGA: Pak Polisi Pusing, Warga Sering Tawuran Saat Sahur

 

Saat melintas di Desa Gunung Jaya, rombongan tersebut menggeber gas motor berkali-kali. Suara bising knalpot mengganggu warga setempat.

BACA JUGA: Tawuran Antargeng Penjara, 55 Napi Tewas

Warga lantas menegur rombongan tersebut. Namun, teguran itu membuat para pemuda tersebut tersinggung.

"Ada warga yang mengeluarkan kata-kata tidak menyenangkan," kata Iriyanto saat ditemui di lokasi bentrokan.

Iriyanto menuturkan, pasca kejadian tersebut, warga Sampuabalo yang tidak terima kembali lagi ke Desa Gunung Jaya.

BACA JUGA : 50 Pelajar SMP Siap Tawuran Bawa Pedang Saat Sahur

 

Mereka menyerbu desa itu dengan berbagai senjata sekitar pukul 15.00 Wita. Karena diserang, warga Desa Gunung Jaya melawan. Terjadi aksi saling lempar batu.

"Karena warga Gunung Jaya sedikit, mereka (warga Gunung Jaya, Red) lari meninggalkan kampung. Nah, warga Sampuabalo akhirnya membakar rumah-rumah," ungkap dia.

Iriyanto mengimbau masyarakat Desa Gunung Jaya menahan diri dan tidak melakukan serangan balasan.

Dia meminta semua pihak memberikan kepercayaan kepada TNI dan Polri untuk mengusut kasus tersebut.

Rangger, warga Gunung Jaya, mengatakan, empat orang terluka gara-gara terkena panah, pisau, parang, dan batu.

"Sekarang empat orang dilarikan ke Puskesmas Siotapina. Korban yang parah sudah dirujuk di RSUD Buton," terang dia.

Berdasar data yang dihimpun Kendari Pos di Puskesmas Siotapina, bentrokan tersebut mengakibatkan 12 korban luka.

Dua di antara mereka meninggal karena sabetan parang. Rangger berharap polisi segera menangkap para penyerang dan pembakar tersebut.

Insiden itu membuat Bupati Buton La Bakry turun tangan. "Data terbaru, 87 rumah dilalap api.

Warga Gunung Jaya telah mengungsi ke desa terdekat seperti Desa Laburunci dan Kombeli, Kecamatan Pasarwajo," terang La Bakry di depan kantor Desa Laburunci.

Dia memaparkan, hingga kemarin warga terus berdatangan ke pengungsian. Total warga Gunung Jaya yang mengungsi ke Desa Laburunci sudah mencapai 385 jiwa.

Sementara itu, yang boyongan ke Desa Kombeli sebanyak 231 orang. "Sehingga secara keseluruhan 616 jiwa," katanya.

Orang nomor satu di Buton itu mengimbau seluruh elemen masyarakat untuk menahan diri dan tidak terprovokasi.

Kepala Bidang Humas Polda Sultra AKBP Harry Goldenhardt mengatakan, situasi di Desa Gunung Jaya sudah kondusif. "Aparat sudah diturunkan ke sana," jelas dia. (imn/mel/c11/oni/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... 50 Pelajar SMP Siap Tawuran Bawa Pedang Saat Sahur


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler