jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPR RI Puan Maharani meresmikan proyek sambungan rumah air bersih di Desa Gendayakan, Kecamatan Paranggupito, Kabupaten Wonogiri, Selasa (26/04).
Selama puluhan tahun, warga Desa Gendayakan dan sekitarnya kesulitan air bersih.
BACA JUGA: Mbak Puan Berharap Warga Gendayakan Tak Berjalan Jauh Untuk dapat Air Bersih
Puan meresmikan pemasangan sambungan rumah (SR) air bersih untuk 506 rumah warga.
Program penanganan krisis air bersih di Desa Gendayakan sudah menjadi skala prioritas sejak 2017.
BACA JUGA: Puan Akan Resmikan Proyek Sambungan Rumah Air Bersih Desa Gendayakan
“Kita butuh air untuk minum. Kita butuh air untuk mandi. Kita butuh air untuk mencuci, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan kesehatan diri,” kata Puan di Desa Gendayakan.
Menurut Puan, kita tidak boleh membiarkan ketika ada kabar bahwa Desa Gendayakan sempat puluhan tahun lamanya kesulitan mendapat air bersih.
BACA JUGA: Harlah ke-72 Fatayat NU, Puan: Teruslah Berjuang & Mengabdi
“Harus ada solusinya seperti pembangunan Sarana Air Bersih,” kata Puan.
Puan Maharani berkomitmen untuk mengawal ketersediaan air bersih di desa-desa seperti Desa Gendayakan.
Dia berharap pembangunan Sarana Air Bersih di Desa Gendayakan bisa benar-benar memberi manfaat untuk warga.
Puan menyebut Sarana Air Bersih ini bisa terbangun karena semua pihak bergotong royong baik dari Pemda, Perguruan Tinggi, dan warga.
“Walaupun kami ada di pusat, tetapi DPR RI memantau betul kondisi-kondisi di desa-desa seperti Desa Gendayakan,” kata Puan.
Puan berharap warga Desa Gendayakan tidak perlu lagi jalan jauh-jauh hanya untuk mendapatkan air. Juga tidak perlu lagi hanya mengandalkan air tangki bantuan, tidak perlu lagi khawatir kalau tidak ada hujan turun.
Pembangunan sambungan rumah air bersih di Desa Gendayakan, Kecamatan Paranggupito, Kabupaten Wonogiri menggunakan dana dari APBD Kabupaten Wonogiri. Pembangunan perpipaan sudah dimulai sejak 2018 hingga 2019.
Namun, pembangunan terkendala pandemi Covid-19 dan baru bisa dilanjutkan tahun 2022 serta diresmikan pada April ini oleh Puan Maharani.
Sebelum ada pembangunan perpipaan, warga Desa Gendayakan harus membeli air dari mobil-mobil tangki. Bahkan, saat kekeringan, mereka kesusahan mendapat air. Krisis air ini bisa mereka rasakan selama 6 hingga 7 bulan.
Kondisi geografis Desa Gendayakan memang berbukit-bukit dan berbatu kapur. Setiap musim kemarau, hampir bisa dipastikan Desa Gendayakan menjadi langganan kekeringan dan krisis air bersih.
Desa yang berada di Kecamatan Paranggupito ini terletak 68 kilometer dari Kota Wonogiri dan berada pada ketinggian 195 meter di atas permukaan laut. Wilayah Paranggupito masuk dalam gugus karst Pegunungan Sewu.
Kamti, warga Dusun Ngledok, Desa Gendayakan bercerita ia dan keluarga harus membuat bak penampungan untuk menampung air hujan selama musim penghujan.
Biasanya musim penghujan baru terasa pada bulan Desember di Desa Gendayakan. Itupun tidak berlangsung lama.
“Bagi kami air itu seperti emas, sangat penting dan tidak ada duanya. Paling susah kalau butuh untuk memasak,” kata Kamti, Selasa (26/4).
Kamti bersyukur akhirnya proyek sambungan rumah air bersih di desanya diresmikan oleh Puan Maharani.
Dia berharap program ini bisa benar-benar mempermudah warga Desa Gendayakan mendapatkan akses air.
“Terima kasih Ibu Puan. Saya doakan sehat selalu dan bisa menjadi Presiden kami,” ujar Kamti.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich Batari