Warga Desa Parebok Kotim Tewas Diterkam Buaya Saat Mandi di Sungai

Selasa, 22 Oktober 2024 – 09:42 WIB
Warga saat melakukan pencarian Badaruzaman (52), warga Desa Parebok Kecamatan Teluk Sampit yang diterkam buaya, Senin (21/10/2024) malam. ANTARA/HO

jpnn.com - SAMPIT - Seorang warga Desa Parebok, Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, bernama Badaruzaman (52), ditemukan meninggal dunia setelah diterkam buaya saat mandi di sungai. Korban diserang buaya saat mandi di Sungai Parebok yang tidak terlalu lebar.

"Jenazah korban ditemukan sekitar pukul 23.00 WIB di seberang Sungai Parebok, berjarak sekitar 25 meter dari lokasi kejadian, di bawah pohon pisang," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur Multazam di Sampit, Selasa (22/10).

BACA JUGA: Warga Pandeglang Tewas Diterkam Buaya Saat Memancing di Sungai Cijalarang

Serangan buaya terjadi saat korban tengah mandi di Sungai Parebok yang tidak terlalu besar. 

Saat itu, korban baru selesai bekerja menghanyutkan buah kelapa yang baru dipanen.

BACA JUGA: Wajah, Tangan, Perut, dan Kaki Hariono Digigit Buaya Rokan

Aktivitas ini sudah sering dilakukan korban.

Terlebih lagi, rumah korban memang berada di pinggir sungai yang bermuara ke Sungai Mentaya tersebut.

BACA JUGA: Wanita yang Hilang Diterkam Buaya Ditemukan Meninggal Dunia

Namun, saat mandi, korban diduga tidak menyadari kemunculan buaya berukuran besar itu.

Buaya langsung menerkam tubuh korban dan membawanya ke dalam sungai.

Kejadian ini kemudian terdengar warga.

Kakak korban, yakni Badarudin, yang mencari korban dengan tongkat bambu, sempat menemukan buaya dengan posisi tubuh korban di mulut buaya.

Kakak korban menangkap kaki adiknya, namun terlepas.

Lalu, buaya besar menarik tangan korban.

Buaya kemudian membawa korban kembali ke dalam sungai.

Warga kemudian meminta bantuan sejumlah pihak terkait, seperti BKSDA, BPBD, SAR, Polsek dan TNI AL.

Pencarian pun dilakukan dengan menyisir sungai kecil tersebut menggunakan perahu maupun di sepanjang bantaran sungai.

BPBD Kotim yang menerima laporan tersebut menurunkan Tim Reaksi Cepat dari Sampit menempuh jarak sekitar 56 kilometer menuju Parebok dan bergabung bersama warga serta tim lainnya.

Sekitar pukul 23.00 WIB, jenazah Badaruzaman ditemukan di bawah pohon pisang dengan luka di beberapa bagian tubuh.

Jenazah korban kemudian dibersihkan dan dibawa ke rumah duka.

Sementara itu, warga melanjutkan pencarian dan mengejar buaya pemangsa tersebut.

Sesudah dicari dan ditemukan, buaya ditombak warga, buaya dengan panjang lebih dari tiga meter itu lari ke darat.

"Sekitar pukul 24.15 WIB, buaya ditemukan di darat. Sementara itu jenazah korban sudah dibersihkan dan dikafani untuk dimakamkan," ujar Multazam.

Komandan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pos Sampit, Muriansyah mengaku juga mendapat laporan terkait kejadian itu pada Senin (21/10) malam.

"Kami mendapat laporan dari kepala desa setempat dan langsung berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait," kata Muriansyah.

BKSDA mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan saat beraktivitas di sungai, khususnya saat hari gelap karena rawan serangan buaya. Terlebih saat musim kawin seperti sekarang ini, buaya biasanya lebih agresif mencari mangsa. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler