Warga Desak Polisi Tangkap Perampok Kotak Amal Masjid

Selasa, 14 Februari 2012 – 01:26 WIB

MANOKWARI - Puluhan aktivis yang menamakan diri Forum Pemuda Peduli Damai (FPPD) Manokwari menggelar aksi unjuk rasa damai di Markas Polres (Mapolres) Manokwari, Senin (13/2). Mereka menuntuk agar kepolisian mengusut dan menangkap pelaku perampokan di Masjid Nurul Qolbi Amban Permai sekaligus penganiayaan terhadap 4 mahasiswa yang saat itu berada di masjid.
 
Dengan menggunakan sepeda motor, massa FPPD yang terdiri dari KNPI, HMI dan kader sejumlah organisasi kepemudaan diantaranya Sekretaris KNPI Papua Barat, Amin Ngabalin mendatangi Mapolres sekitar pukul 10.00 Wit. Kapolres Manokwari, AKBP Agustinus Supriyanto,SIK menerima massa di aula Mapolres.
 
Berdasarkan kronologis  kejadian yang dilaporkan ke Mapolres kemarin, kasus perampokan dan penganiyaan itu terjadi Minggu (12/2) dini hari sekitar pukul 03.00 Wit. Para pelaku yang berjumlah 7 orang masuk ke dalam masjid di kompleks Amban Permai ini. Akibat kejadian ini 4 mahasiswa Unipa, Haris, Iswahyudi, Pulis Sanstrisno dan Arif Tirtana mengalami luka serius di tangan, kaki maupun di wajah.
 
Saat kejadian, 3 korban yakni Iswahyudi, Pulis dan Arif tidur di kamar di masjid, sedang Haris tidur di dalam masjid. Para pelaku masuk ke dalam masjid dan mengancam para korban agar menyerahkan uangnya. Seorang korban, Haris sempat memberi perlawanan, namun karena jumlah perampok lebih banyak dan diancam dengan parang, ia tak bisa berkutik.
 
Para pelaku kemudian beralih ke kamar di mesjid dan mengancam 3 korban lainnya untuk menyerahkan uang atau benda berharga lainnya. Para korban sempat dianiaya, Haris mengalami luka bacokan di kedua kakinya, luka di pipi akibat tusukan pisau dapur, luka memar di rahang. Iswahyudi luka di bibir, dipukul dengan tang dan magiccom dan disiram dengan air  panas. Pulis dipukul dan dijepit dengan tang, sedangkan Arif  menderita luka di wajah akibat tusukan obeng dan tang serta disiram dengan air panas.
 
Selain menderita luka-luka, uang milik keempat korban digasak para perampok total Rp 940.000.Termasuk juga uang kotak amal masjid Rp 1,5 juta, uang iuran SPP TPA (taman pengajian Al-Quran) Rp 1,5 juta dibawa kabur. Kawanan perampok ini juga membawa barang milik para korban, 2 laptop merek Acer dan Axioo, modem, 4 HP dan 1 kamera digital.
 
Koordinator FPPD, Raemon Rumanasem mendesak jajaran Polres Manokwari untuk mengusut kasus perampokan dan penganiyaan ini. Kasus ini tidak dianggap sepele karena terjadi di dalam rumah ibadah.’’Usut dan tangkap pelaku. Kasus ini merupakan salah satu dari sekian kasus kejahatan yang sangat meresahkan masyarakat Manokwari,’’ tukasnya di hadapan Kapolres dan angota Polres lainnya.
 
Sekretaris KNPI Papua Barat, Amin Ngabalin menambahkan, kasus ini sensitive karena tempat kejadian perkara terjadi di dalam masjid.’’Jangan dianggap sepele atau ada pembiaran. TKP di dalam masjid yang setiap hari tempat  umat Islam bersujud,’’ tukasnya.
 
Menanggapi pernyataan dan tuntutan massa, Kapolres menyatakan, pihaknya tak pernah membiarkan suatu kasus. Pihaknya akan berusaha keras mengungkap kasus ini, namun tidak senang bila dikasih deadline. ‘’Kami (polisi) bukan Tuhan. Biarkan kami bekerja, tapi jangan didesak,’’tuturnya dihadapan massa.
 
Mantan Kapolres Teluk Wondama ini pun menyayangkan kejadian di dalam masjid. Ia menyatakan, kasus ini merupakan kriminal murni dan tidak ada unsur SARA. Masyarakat diminta untuk membantu polisi mengungkap kasus kejahatan termasuk perampokan dan penganiayaan di dalam Masjid Nurul Qolbi.
  
Setelah melakukan pertemuan dengan Kapolres, para korban langsung menyampaikan laporan ke Polres Manokwari. ‘’Demi mewujudkan kenyamanan bagi masyarakat Manokwari, kami berharap dalam waktu 1 minggu polisi harus dapat menangkap para pelaku perampokan,’’ujar Raemon dalam pernyataan sikapnya yang diserahkan kepada Kapolres. (lm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bupati Torey Terancam Dipolisikan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler