Massa Imekko ini datang dengan menumpang bis dan truck,dan melengkapi diri dengan sejumlah spanduk diantaranya berbunyi ‘Kami minta kembalikan kehormatan adat suku besar Imekko (Inanwatan, Metemani, Kais, Kokoda)’. Selain menyampaikan aspirasi perjuangan pemekaran Kabupaten Imekko,mereka juga menuntut pengembalian harga diri atas pelecehan dan penghinaan secara adat yang dilontarkan pejabat Kabupaten Sorong Selatan.
“Kami meminta kembalikan kehormatan adat suku besar Imekko,” ujar Trisep Kambuaya, koordinator aksi demo dalam orasinya seperti yang dilansir Radar Sorong (JPNN Group), Jumat (5/10).
Kedatangan massa ini diterima dua Wakil Ketua MRPB, Abidin Bay dan Anike Sabami serta beberapa anggota MRPB. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, aparat kepolisian ikut mengawal aksi yang berjalan damai ini.
Trisep mengatakan,masyarakat Imekko sudah cukup lama mendambakan kabupaten sendiri terpisah dari Kabupaten Sorong Selatan. MRPB sebagai lembaga cultural orang asli Papua kata Trisep, harus memperjuangkan aspirasi masyarakat. Ia juga meminta agar pemerintah Kabupaten Sorong Selatan mendukung pemekaran Kabupaten Imekko dengan mengeluarkan rekomendasi.
Beberapa perwakilan pengunjuk rasa diterima pimpinan dan anggota MRPB dalam satu ruangan. Dalam kesempatan ini, mereka menyerahkan alat bukti rekaman penghinaan. “Kami sampaikan barang bukti dan putar rekaman di hadapan anggota MRP agar menjad perhatian,” kata Trisep Kambuaya kepada wartawan di kantor MRPB.
Sekitar 2 jam berada di kantor MRPB, massa Imekko kemudian melanjutkan aksi unjuk rasa damai ke kantor gubernur. Aspirasi yang disampaikan masih sama, tetap soal tuntutan pemekaran Kabupaten Imekko. Massa meminta agar Gubernur mengeluarkan rekomendasi persetujaun pemekaran Kabupaten Imekko. (lm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga Limboto Keluhkan Jalan Rusak
Redaktur : Tim Redaksi