Warga Kalteng Curhat ke Ganjar Soal Kegagalan Food Estate yang Sebabkan Banjir

Jumat, 02 Februari 2024 – 14:19 WIB
Capres nomor urut tiga pada Pemilu 2024, Ganjar Pranowo ketika melakukan kampanye. Dok: Tim media GP.

jpnn.com, PALANGKARAYA - Kegagalan program food estate yang dijalankan pemerintah menjadi isu paling banyak muncul saat capres nomor urut tiga pada Pemilu 2024, Ganjar Pranowo berdialog dengan sejumlah elemen warga Kalimantan Tengah di M Bahalap Hotel Palangka Raya, Rabu (31/1) malam.

Dalam pertemuan itu, warga mengeluhkan program food estate yang terkesan asal-asalan. Mereka mengaku sama sekali tidak dilibatkan, dan kini hanya menanggung kerugian akibat kerusakan alam.

BACA JUGA: Kampanye Akbar Ganjar-Mahfud di GBK, 134 Ribu Sukarelawan Bakal Hadir

"Kalau Pak Ganjar jadi presiden, tolong program food estate khususnya di Gunung Mas itu ditinjau ulang. Program itu gagal total, masa tanam singkong tumbuhnya jagung. Bingung kami," kata pendeta Bobowanto Victor, tokoh adat Dayak Kalimantan Tengah kepada Ganjar.

Pendeta Bobowanto mengatakan dia sudah berkali-kali survei ke lokasi food estate di Gunung Mas yang juga tidak jauh dari tempat tinggalnya. Di sana, dia tidak melihat tanaman singkong yang berhasil tumbuh dan berbuah.

BACA JUGA: Ganjar Kunjungi Pusat Pembibitan, Putra Purworejo Janjikan Kedahsyatan Penelitian

"Meski usianya sudah satu tahun, tetapi buahnya itu hanya sebesar jari tangan. Setelah ramai dikritik, tiba-tiba ganti tanaman jagung dan memakai polybag. Aneh sekali," ujar dia.

Padahal dia tahu bahwa program food estate Gunung Mas itu menelan anggaran sangat besar dari pemerintah. Sayang, anggaran besar terbuang sia-sia tanpa hasil apapun dan justru merugikan.

BACA JUGA: Kampanye di Manado, Ganjar Janji Buka Lapangan Kerja & Siapkan SDM Unggul

"Belum lagi dampaknya bagi masyarakat sekitar. Sekarang warga di sekitar daerah itu sering kebanjiran karena hutannya digunduli. Sudah hancur lebur," kata dia.

Cerita serupa disampaikan Lambang Jaya, warga Desa Paningkal Jaya,Kabupaten Kapuas. Lambang yang desanya juga menjadi lokasi food estate menceritakan ke Ganjar bahwa peogram itu gagal total.

"Di tempat kami food estate ditanami padi. Padahal daerah itu cocoknya ditanami sawit. Akhirnya gagal pak, nggak panen. Tolong bapak kalau jadi presiden ini dievaluasi," ucap Lambang.

Ganjar mencatat semua keluhan dan masukan dari warga Kalteng itu. Ia mengatakan, program food estate yang saat ini berjalan memang dibuat tanpa perancanaan matang. Akibatnya, program yang menelan anggaran besar itu banyak yang gagal.

"Saya sepakat dengan program food estate sebagai upaya ketahana pangan kita. Namun, ini harus dievaluasi. Kuncinya satu, libatkan ahli dalam pemilihan lahan dan libatkan petani untuk mengerjakan," kata dia.

Seperti program food estate Gunung Mas. Kenapa gagal, menurut Ganjar karena itu tidak melibatkan petani dan masyarakat sekitar. Pemilihan tempat yang salah dengan komoditas pertanian yang dipilih tak sesuai lahan menjadi penyebab gagalnya program.

"Mana ada sih petani yang enggak bisa menanam singkong? Iya kan? Itu dilempar saja tumbuh kok. Kenapa ini gagal, karena program ini dikerjakan bukan oleh ahlinya," kata Ganjar.

Apabila nanti dia mendapat amanah sebagai presiden, Ganjar akan memperbaiki program food estate itu. Dia akan melibatkan masyarakat, melibatkan petani dan para ahli sebagai pelaku utama.

"Jadi, pemerintah hanya dukung dana. Terkait lahannya di mana? cocoknya tanam apa? Tanyakan pada ahlinya. Untuk urusan tanam, kan petani dan masyarakat setempat yang paham. Maka kalau itu dilakukan, program food estate akan berhasil dan kita bisa menjadi negara yang swasembada pangan," pungkas Ganjar. (jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ratusan Ribu Sukarelawan Ganjar-Mahfud Siap Banjiri SUGBK


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler