JAKARTA--Warga RW 03 Kelurahan Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur berbondong-bondong mendatangi kantor RW setempat. Tujuan mereka untuk mengembalikan Kartu Jakarta Sehat (KJS) yang salah cetak identitas. Ternyata jumlah KJS yang salah itu berjumlah ribuan.
Salah seorang warga, M Nasir, 60, mengatakan, KJS tersebut Yang dibagikan pada 28 bulan lalu. Menurutnya, selain namanya, seluruh data miliknya yang tercantum dalam KJS salah. "Mulai dari nama, tanggal lahir, nomor KK, dan NIK salah semua. Makanya saya kembalikan," katanya.
Tak hanya itu, kata Nasir, KJS milik istrinya pun terdapat kesalahan cetak pada data identitasnya. Hal ini, tentu saja merugikan dirinya beserta sang istri karena pernah ditolak saat berobat. Padahal, untuk memperoleh KJS, ia dan istrinya harus menunggu lama. ”Dengan data yang salah ini tetap aja nggak berlaku di rumah sakit, Nanti bukan nya kita diobatin tapi malah mondar-mandir doang. Masa orang lagi sakit di suruh mondar-mandir," katanya.
Hal yang sama juga dialami Nia Rosita ,36, warga RW 03 Cipinang Melayu. Kesalahan data pada KJS miliknya yakni pada nomor NIK, nomor KK dan tanggal lahir. "Waktu proses bikinnya sejak November tahun lalu dan saya juga harus antre lama. Tapi begitu jadi, ternyata salah identitasnya," kata Nia.
Ketua RW 03 Cipinang Melayu, Muchtar mengatakan, dari sekitar 2.000 KJS milik warga, yang sudah tercetak sebanyak 1.586 KJS. Dari jumlah itu, hanya sekitar 60 KJS saja yang tidak terdapat kesalahan. "Lebih dari 90 persen kartu yang kita terima salah semua, akibatnya sekarang warga malah mengembalikan kartunya kepada kita," ucapnya.
KJS itu sendiri, dibagikan kepada warga sejak 28 Juni lalu setelah pihak Puskesmas Kecamatan Makasar menyerahkan ke pihak RW pada 27 Juni lalu. "Di RT 14,11,10,08,07 KJS-nya salah semua. Bahkan di RT 07 ada yang double satu nama tiga kartu dan salah pula datanya," katanya.
Ke depan, tambah Muchtar, jika ada program seperti ini dan bersentuhan langsung dengan masyarakat, hedaknya RT/RW ikut dilibatkan. Sementara itu, Direktur Pelayanan PT Askes, Fadjriadinur mengatakan, pihaknya yang membuat database kepesertaan KJS. Namun, data-data yang diperolah didapat dari pendaftaran di puskesmas.
"Artinya kekeliruan tersebut bisa terjadi saat pendaftaran peserta, entri data di puskesmas, maupun saat memigrasikan ke data kepesertaan di Askes," ungkapnya. Saat ini, pihak PT Askes tengah bekerjasama dengan Kemendagri, sehingga nantinya data e-KTP bisa digunakan untuk memverifikasi kepesertaan KJS.(dni)
Salah seorang warga, M Nasir, 60, mengatakan, KJS tersebut Yang dibagikan pada 28 bulan lalu. Menurutnya, selain namanya, seluruh data miliknya yang tercantum dalam KJS salah. "Mulai dari nama, tanggal lahir, nomor KK, dan NIK salah semua. Makanya saya kembalikan," katanya.
Tak hanya itu, kata Nasir, KJS milik istrinya pun terdapat kesalahan cetak pada data identitasnya. Hal ini, tentu saja merugikan dirinya beserta sang istri karena pernah ditolak saat berobat. Padahal, untuk memperoleh KJS, ia dan istrinya harus menunggu lama. ”Dengan data yang salah ini tetap aja nggak berlaku di rumah sakit, Nanti bukan nya kita diobatin tapi malah mondar-mandir doang. Masa orang lagi sakit di suruh mondar-mandir," katanya.
Hal yang sama juga dialami Nia Rosita ,36, warga RW 03 Cipinang Melayu. Kesalahan data pada KJS miliknya yakni pada nomor NIK, nomor KK dan tanggal lahir. "Waktu proses bikinnya sejak November tahun lalu dan saya juga harus antre lama. Tapi begitu jadi, ternyata salah identitasnya," kata Nia.
Ketua RW 03 Cipinang Melayu, Muchtar mengatakan, dari sekitar 2.000 KJS milik warga, yang sudah tercetak sebanyak 1.586 KJS. Dari jumlah itu, hanya sekitar 60 KJS saja yang tidak terdapat kesalahan. "Lebih dari 90 persen kartu yang kita terima salah semua, akibatnya sekarang warga malah mengembalikan kartunya kepada kita," ucapnya.
KJS itu sendiri, dibagikan kepada warga sejak 28 Juni lalu setelah pihak Puskesmas Kecamatan Makasar menyerahkan ke pihak RW pada 27 Juni lalu. "Di RT 14,11,10,08,07 KJS-nya salah semua. Bahkan di RT 07 ada yang double satu nama tiga kartu dan salah pula datanya," katanya.
Ke depan, tambah Muchtar, jika ada program seperti ini dan bersentuhan langsung dengan masyarakat, hedaknya RT/RW ikut dilibatkan. Sementara itu, Direktur Pelayanan PT Askes, Fadjriadinur mengatakan, pihaknya yang membuat database kepesertaan KJS. Namun, data-data yang diperolah didapat dari pendaftaran di puskesmas.
"Artinya kekeliruan tersebut bisa terjadi saat pendaftaran peserta, entri data di puskesmas, maupun saat memigrasikan ke data kepesertaan di Askes," ungkapnya. Saat ini, pihak PT Askes tengah bekerjasama dengan Kemendagri, sehingga nantinya data e-KTP bisa digunakan untuk memverifikasi kepesertaan KJS.(dni)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ahok Ancam Polisikan PKL Tanah Abang
Redaktur : Tim Redaksi