KINTOM - Kehadiran Kepala Badan Harkam Mabes Polri Komjen Oegroseno dan Kapolda Sulteng Brigdjen Dewa Persana di Kecamatan Kintom, Luwuk, Sulawesi Tengah mampu menenangkan warga. Ribuan warga yang sejak, Sabtu (2/2) menutup jembatan Kintom akhirnya membuka blokade jalan yang menghubungkan wilayah Kecamatan Luwuk dan Kecamatan Batui, Minggu (3/2).
Pembukaan blokade jembatan itu dilakukan warga bersama Kapolda Sulteng Brigdjen Dewa Persana, Kabaharkam Mabes Polri Komjen Oergroseno, Bupati Banggai Sofhian Mile tepat pukul 15.30 waktu setempat.
Kabaharkam Mabes Polri dan Kapolda Sulteng tiba di Kecamatan Kintom tepat pukul 14,00 setelah melakukan perjalanan dengan pesawat khusus milik Mabes Polri. Kedua perwira ini dikawal khusus aparat TNI yang dipimpin langsung Dandim 1308 L/B Letkpl Sony Septiono dan Denpom Luwuk.
Kesepakatan membuka jalan itu terkait disepakatinya tuntutan warga untuk mencopot AKBP Yossy Kusomo dari jabatannya sebagai Kapolres Banggai. Selanjutnya, Mabes Polri akan menunjuk pelaksana tugas sampai proses penyelidikan selesai dilakukan oleh tim khusus dari Polda Sulteng. “Kita akan melakukan penyelidikan atas kasus ini, terhadap saksi, tidak akan diperiksa di polres. Cukup diperiksa di kantor Lurah, “ tegas Kabaharkam Mabes Polri, Komjen Oegroseno di hadapan warga.
Selain mengungkapkan, berbagai hal, ia juga menegaskan bahwa Kabupaten Banggai ini sangat kondusif dan aman. Sehingga, kondisi itu harus dijaga dengan baik. “Saya merasakan apa yang dirasakan bapak ibu sekalian. Sehingga, peristiwa ini akan menjadi perhatian,” jelasnya.
Sementara itu, Kapolda Sulteng Brigdjen Dewa Persana menegaskan, pihaknya tidak akan mentolelir anggotanya yang telah melakukan pelanggaran. Sehingga, ia berharap pada seluruh masyarakat di Kecamatan Kintom untuk memberikan kesempatan melakukan penyelidikan atas kasus yang menyebabkan tiga warga Kintom menjadi korban. “Saya tidak akan mentolelir setiap anggota yang telah melakukan pelanggaran,” tegasnya.
Seperti diketahui warga Kintom menutup jembatan Kintom yang menjadi salah satu penghubung jalan Luwuk- Batui itu terkait salah satu warganya bernama Solihin Nuho dianiaya oleh sejumlah oknum polisi. Karyawan PT Eptco salah satu sub kontraktor PT JGC yang membangun proyek kilang LNG di Desa Uso, Kecamatan Batui ini dianiaya saat sedang mengerjakan rehabilitasi jalan di Desa Uso, Kecamatan Batui.
Kemarahan warga memuncak setelah diketahui anak salah satu tokoh masyarakat Kecamatan Kintom ini diboyong ke Polsek Batui. Warga kemudian menutup jembatan Kintom dengan membengkokan besi baja jembatan. Peristiwa itu kemudian berubah menjadi peristiwa berdarah setelah Andi Irma (34) tertembak dibagian dada sebelah kiri, Solihin (43) mengalami bengkak mata kiri dan luka dibagian rahang akibat dipukul. Sementara Sahrirto alias Ito (35) mengalami luka bocor dibagian kepala sebelah kanan.
Dari pihak anggota polisi satu korban yang diketahui bernama Ferdinand mengalami luka serius akibat diamuk massa. Hingga saat ini tiga korban warga sipil dan satu aparat kepolisian tengah dirawat di rumah sakit umum Luwuk. Sejumlah pejabat mulai dari Bupati Banggai Sofhian Mile, Wakil Bupati Banggai Herwin Yatim, Sekkab Banggai Syamsulrijal Poma melihat langsung keempat korban tersebut.
Terakhir setelah melakukan kunjungan ke Kecamatan Kintom dua perwira tinggi Kabaharkam Mabes Polri Kombes Oergroseno dan Kapolda Sulteng Brigdjen Dewa Persana didampingi Bupati, Wakil Bupati Banggai serta unsur Forkompimda turut menjeguk korban, Minggu (3/2).
Meski blokade jalan telah dibuka, namun puluhan aparat TNI belum akan meninggalkan wilayah Kecamatan Kintom, sampai situasi keamanan di wilayah tersebut kondusif. "Belum akan ditarik nanti aman betuk baru kita tarik. Itupun ditarik secara bertahap," jelas Dandim 1308 L/B Letkol Sony Septiono pada Luwuk Post (JPNN Group). (bd/jpnn)
Pembukaan blokade jembatan itu dilakukan warga bersama Kapolda Sulteng Brigdjen Dewa Persana, Kabaharkam Mabes Polri Komjen Oergroseno, Bupati Banggai Sofhian Mile tepat pukul 15.30 waktu setempat.
Kabaharkam Mabes Polri dan Kapolda Sulteng tiba di Kecamatan Kintom tepat pukul 14,00 setelah melakukan perjalanan dengan pesawat khusus milik Mabes Polri. Kedua perwira ini dikawal khusus aparat TNI yang dipimpin langsung Dandim 1308 L/B Letkpl Sony Septiono dan Denpom Luwuk.
Kesepakatan membuka jalan itu terkait disepakatinya tuntutan warga untuk mencopot AKBP Yossy Kusomo dari jabatannya sebagai Kapolres Banggai. Selanjutnya, Mabes Polri akan menunjuk pelaksana tugas sampai proses penyelidikan selesai dilakukan oleh tim khusus dari Polda Sulteng. “Kita akan melakukan penyelidikan atas kasus ini, terhadap saksi, tidak akan diperiksa di polres. Cukup diperiksa di kantor Lurah, “ tegas Kabaharkam Mabes Polri, Komjen Oegroseno di hadapan warga.
Selain mengungkapkan, berbagai hal, ia juga menegaskan bahwa Kabupaten Banggai ini sangat kondusif dan aman. Sehingga, kondisi itu harus dijaga dengan baik. “Saya merasakan apa yang dirasakan bapak ibu sekalian. Sehingga, peristiwa ini akan menjadi perhatian,” jelasnya.
Sementara itu, Kapolda Sulteng Brigdjen Dewa Persana menegaskan, pihaknya tidak akan mentolelir anggotanya yang telah melakukan pelanggaran. Sehingga, ia berharap pada seluruh masyarakat di Kecamatan Kintom untuk memberikan kesempatan melakukan penyelidikan atas kasus yang menyebabkan tiga warga Kintom menjadi korban. “Saya tidak akan mentolelir setiap anggota yang telah melakukan pelanggaran,” tegasnya.
Seperti diketahui warga Kintom menutup jembatan Kintom yang menjadi salah satu penghubung jalan Luwuk- Batui itu terkait salah satu warganya bernama Solihin Nuho dianiaya oleh sejumlah oknum polisi. Karyawan PT Eptco salah satu sub kontraktor PT JGC yang membangun proyek kilang LNG di Desa Uso, Kecamatan Batui ini dianiaya saat sedang mengerjakan rehabilitasi jalan di Desa Uso, Kecamatan Batui.
Kemarahan warga memuncak setelah diketahui anak salah satu tokoh masyarakat Kecamatan Kintom ini diboyong ke Polsek Batui. Warga kemudian menutup jembatan Kintom dengan membengkokan besi baja jembatan. Peristiwa itu kemudian berubah menjadi peristiwa berdarah setelah Andi Irma (34) tertembak dibagian dada sebelah kiri, Solihin (43) mengalami bengkak mata kiri dan luka dibagian rahang akibat dipukul. Sementara Sahrirto alias Ito (35) mengalami luka bocor dibagian kepala sebelah kanan.
Dari pihak anggota polisi satu korban yang diketahui bernama Ferdinand mengalami luka serius akibat diamuk massa. Hingga saat ini tiga korban warga sipil dan satu aparat kepolisian tengah dirawat di rumah sakit umum Luwuk. Sejumlah pejabat mulai dari Bupati Banggai Sofhian Mile, Wakil Bupati Banggai Herwin Yatim, Sekkab Banggai Syamsulrijal Poma melihat langsung keempat korban tersebut.
Terakhir setelah melakukan kunjungan ke Kecamatan Kintom dua perwira tinggi Kabaharkam Mabes Polri Kombes Oergroseno dan Kapolda Sulteng Brigdjen Dewa Persana didampingi Bupati, Wakil Bupati Banggai serta unsur Forkompimda turut menjeguk korban, Minggu (3/2).
Meski blokade jalan telah dibuka, namun puluhan aparat TNI belum akan meninggalkan wilayah Kecamatan Kintom, sampai situasi keamanan di wilayah tersebut kondusif. "Belum akan ditarik nanti aman betuk baru kita tarik. Itupun ditarik secara bertahap," jelas Dandim 1308 L/B Letkol Sony Septiono pada Luwuk Post (JPNN Group). (bd/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kepastian Bandara Komersil Tunggu Kemenhub
Redaktur : Tim Redaksi