jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah warga Koja, Jakarta Utara, diduga keracunan makanan dari nasi kotak yang dibagikan oleh kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Saat ini polisi menyelidiki sampel nasi kotak berisi sayur buncis, telur dan tempe orek tersebut dikirimkan ke laboratorium Polri di wilayah Sentul, Bogor, Jawa Barat.
BACA JUGA: Satu per Satu Warga Mengeluh Mual-Mual, Pusing, dan Muntah
"Jadi kami belum melakukan pemeriksaan saksi-saksi. Nanti dari hasil laboratorium kan ketahuan, misalnya, nasinya ada racunnya kah? Jenis apa? Racun apa?" kata Kapolsek Koja AKBP Abdul Rasyid di Jakarta Utara, Senin.
Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PSI Jakarta Utara meminta maaf atas insiden dugaan keracunan makanan.
BACA JUGA: Penyerang Serka La Kadir Diduga Oknum Anggota Polri
Ketua DPD PSI Jakarta Utara Darma Utama juga menjanjikan santunan pada korban dugaan keracunan. Korban merupakan warga Kampung Beting, Koja, Jakarta Utara.
Darma mengatakan makanan siap saji itu bagian dari program Rice Box PSI yang sudah digelar sejak April 2021.
Sampai hari ini, kata dia, sudah dibagikan lebih dari 300 ribu di seluruh Indonesia. Selama ini, sama sekali tidak ada masalah.
"Kejadian seperti di Kampung Beting itu adalah yang pertama kali,” kata Darma Utama dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.
Program Rice Box PSI melibatkan warung-warung makanan dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) kuliner yang juga terdampak pandemi, sebagai penyedia atau pemasok.
"Jadi PSI tidak membuat makanan. Kami membagikan dan menghimpun dukungan program ini dari publik," kata Darma.
Darma menambahkan, esensi Rice Box PSI adalah mendukung UMKM yang terdampak pandemi agar ekonomi kerakyatan semakin menggeliat.
Pihaknya telah melakukan penyelidikan internal supaya kasus seperti ini tidak terulang.
"Kami tetap berpikir positif bahwa ini murni kelalaian semata tanpa unsur kesengajaan. Kami menunggu proses penyelidikan berlangsung," katanya.
PSI juga telah memberikan santunan kepada 29 orang yang menjadi korban.
Pada kesempatan berbeda, pemilik warung, Lidya, juga telah meminta maaf atas kejadian keracunan makanan di Kampung Beting, Koja, Jakarta Utara.
Selama ini dia sudah menjaga agar makanan aman dikonsumsi.
Dia sudah bekerja sama dengan PSI menyediakan makanan untuk program Rice Box PSI sejak Agustus lalu dan sudah memasak untuk lebih 1.000 kotak nasi.
"Saya mohon maaf sebesar-besarnya atas kejadian ini. Ini murni kesalahan saya,” kata Lidya.
Lidya berterima kasih kepada PSI karena program tersebut telah membantu usaha kulinernya bisa tetap bertahan di tengah pandemi ini. (antara/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti