Warga Kota Jayapura Ketakutan

Sabtu, 09 Juni 2012 – 06:50 WIB
Ketua Umum KNPB Buchtar Tabuni yang ditangkap di Abepura saat tiba di Mapolda Papua, Kamis (7/6). Foto: Roy Purba/Cenderawasih Pos

JAYAPURA - Serangkaian aksi teror penembakan dan tindak kekerasan yang terjadi di Papua khususnya di Kota Jayapura membuat rombongan Komisi I DPR RI turun langsung untuk melakukan pemantauan di Kota Jayapura.

Tadi malam, tepatnya pukul 22.00 WIT, rombongan Komisi I DPR RI yang berjumlah 7 orang dengan dipimpinMahfudz Siddiq,M.Si melakukan pemantauan lapangan mulai dari Swiss-Belhotel, kemudian menuju Abepura melalui jalur Polimak. Setelah sampai di Abepura kemudian memutar ke arah Tanah Hitam tembus ke jalan baru dan singgah di Pos Induk PJR Polda Papua di Skyline.

Kemudian kembali ke Jayapura dengan memutar ke arah Dok V Jayapura. Pemantauan tersebut diperkirakan berlangsung 1 jam. Mahfudz Siddiq,M.Si kepada wartawan mengatakan dari pantauan langsung di jalan-jalan utama Kota Jayapura memang terlihat betul ada suasana ketakutan dan ketegangan masyarakat di kota ini, sehingga masyarakat menahan diri atau ketakutan untuk keluar dan beraktivitas pada malam hari.

Jalan-jalan yang biasa ramai dan padat di seputar perkotaan seperti Abepura terlihat sunyi dan ini akibat kasus kekerasan bersenjata dalam beberapa hari terakhir menimbulkan efek psikologi yang sangat serius.

"Menurut saya ini bakal merugikan masyarakat itu sendiri, karena ini juga akan berimplikasi ke kegiatan ekonomi masyarakat. Bila dibiarkan bakal banyak yang akan menjadi korban," ungkapnya.

Selain itu, Siddiq mengungkapkan sebelum melakukan pemantauan, pihaknya bertemu dengan BIN Papua, yang mana pihak BIN memaparkan kepada DPR RI situasi secara umum Papua terkait situasi sosial dan politik dengan analisisnya.

"Tapi satu hal yang kami sampaikan ke jajaran intelejen bahwa pendekatan keamanan kepada Papua ini akan kontrak produktif. Hanya akan memicu eskalasi kekerasan baik horizontal maupun vertikal. Maka dalam hal ini intelejen sebagai mata dan telinga pemerintah harus mampu menyajikan suatu rekomendasi yang konstrukstif dan positif. Jangan hanya melalui perspektif keamanan," jelasnya.

Menurutnya, selama ini fungsi intelejen sebagai deteksi dini bagi pemerintah tidak berjalan baik. Sebab bila terjadi kasus-kasus yang sifatnya eskalatif tidak berjalan, maka ini akan menjadi kelemahan fungsi deteksi dini dari inetelejen.

"Maka secara umum harus kita akui dari intelejen ada kelemahan dan fungsi koordinasi antar intelejen dari berbagai macam instansi tidak berjalan baik. Padahal diharapkan itu bisa berjalan, sehingga pengontrolan dalam mendengar dan melihat bisa diatasi dengan cepat," katanya.

Mahfudz Sidiq yang juga adalah  Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengatakan tujuan kunjungannya ke Papua adalah untuk berbicara terkait kondisi keamanan sosial  dan politik di Papua yang semakin memanas ini.

"Kami ingin cari informasi lebih lanjut, lebih lengkap mengenai bagaimana tindak lanjut dari masalah Papua yang sampai hari ini masih stagnan dan belum ada langkah-langkah untuk mengatasi berbagai persoalan yang ada," katanya. (ro/cr-176)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penyelidikan Hambalang Diulur Sepekan Lagi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler