LHOKSEUMAWE-Sebanyak 54 warga keturunan Rohingnya asal Myanmar ditemukan terdampar di kawasan perairan Aceh, kira-kira 80 mil dari pesisir pantai Aceh Utara oleh para nelayan sedang mencari ikan, Rabu (1/2) sekitar pukul 13.30 WIB. Mereka ditemukan dalam satu perahu kayu berbobot 20 ton dalam kondisi kelaparan dan juga kehausan.
Oleh para nelayan kapal yang mesinnya sudah mati tersebut diseret ke kawasan pesisir pantai Desa Beuleuka Teubai,Kecamatan Dewantara, Aceh Utara untuk mendapat pertolongan. Kemudian mereka dibawa ke balai pengajian di desa tersebut untuk dikumpulkan.
Warga desa setempat melaporkan temuan manusia perahu itu ke aparat desa diteruskan ke aparat kepolisian dan akhirnya ke pihak Imigrasi Kelas II Lhokseumawe. Oleh petugas imigrasi mereka didata namun hanya sebatas nama serta asal negera mereka yakni Myanmar.
“Kita sulit berkomunikasi dengan mereka untuk mendapat data lebih,pasalnya mereka tidak bisa berbahasa Inggris atau Arab. Untuk sementara kita tampung di kampong ini setelah itu akan kita ambil tindakan lebih lanjut untuk memulangkan ke negara asalnya,” ujar Irawan Kasi Wasdakin kantor Imigrasi Kelas II Lhokseumawe.
Sementara itu sejumlah warga Myanmar yang sedikit bisa berhasa Arab dan mengerti bahasa isyarat menjelaskan, mereka terdampar selama 13 hari di tengah laut tanpa makanan dan air. Mereka berangkat dari sebuah pulau bernama Paktaw yang ada di kawasan Thailand.
Namun salah seorang warga asing yang terdampar itu bernama Anwar Husen (57) dengan nada terbata-bata menyebutkan asal mereka dari Jorfur Myanmar yang diakuinya berpenduduk mayoritas Muslim keturunan Rohingnya Bangladesh. Ia hanya bisa berbahas Arab Urdu dan tidak bisa menjelaskan lebih detail asal usul mereka terdampar hingga ke perairan Indonesia.
Sekitar pukul 15.30 WIB warga setempat menyediakan makanan dan minuman kepada ke 54 manusia perahu itu, enam diantaranya masih berstatus anak-anak. Sementara amatan di lokasi penampungan ribuan warga yang datang dari berbagai desa berkumpul ditempat tersebut untuk menyaksikan warga asing tersebut.
Salah seorang nelayan desa setempat menjelaskan, sekitar pukul 12.40 WIB ia bersama beberapa rekan lainnya sedang mencari ikan tiba-tiba melihat ada perahu berisikan banyak orang tampak terombang ambing, beberapa diantara mereka melambaikan tangan seperti meminta pertolongan.
“Mereka minta tolong sambil menangis, kami merasa kasihan dan akhirnya kami seret kapal mereka ke pantai untuk kita beri pertolongan,” ujar nelayan yang tidak ingin disebutkan namanya itu. (int)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mantan Walikota Kini jadi Manajer Band
Redaktur : Tim Redaksi